HN 14

454 107 26
                                    

Nata langsung terdiam begitu mendengar pertanyaan Caitlyn. Otaknya langsung berpikir keras.

Apa Nata menyukai Hesta?

Ingin sekali Nata membantahnya tapi kalau dibantah lalu apa ada alasan lain mengapa Nata kesal mengetahui Hesta kembali menemui Gaby?

Tapi ini bukankah benar-benar lucu jika orang-orang mengetahui kalau Nata jatuh cinta pada orang yang dia manfaatkan?

Dan Nata pun tertawa.

"Ta?" Caitlyn bingung.

Nata memegang pundak Caitlyn dan menatapnya.

"Ket, yakali gue suka sama si Hesta," kata Nata yang entah berbohong atau tidak tapi dia tengah meyakinkan dirinya sendiri.

"Nah kalau nggak suka, jadi gimana? Lo mau lanjut pernikahan lo sama Hesta?"

Nata mengangguk.

"Ya lanjut lah... Lagian kan tujuan awal gue nikah sama Hesta biar kita bisa sama-sama bebas. Gue bebas traveling kemana aja dan Hesta... bebas..." Nata menghela napasnya. "Ketemu Gaby."

Mendengar itu membuat Caitlyn langsung bernapas lega. "Syukurlah... kalau gini gue nggak khawatir. Tapi Nat-"

Nata menatap Caitlyn sambil menaikan alisnya seolah bertanya 'apa' tanpa suara.

"Lo kenapa tadi bilang sakit hati liat berita Hesta sama Gaby? Lo bahkan terlalu galau sampai mati rasa sama makanan disini?"

Nata mematung. Alasan apa yang harus dia katakan pada Caitlyn?

"Gue cuma lagi cape sama kerjaan gue di Kantor terus harus ngurusin pernikahan gue ya gimana gue nggak mati rasa," kata Nata yang dia akui kalau kali ini ia berbohong. Pekerjaan di Kantornya memang membuatnya capek tapi sudah biasa baginya.

"Ya kalau masalah sakit hati kayaknya gue terlalu mendalami peran sebagai calon istri Hesta kali ya..."

"Nat..."

Nata terkekeh. "Apaan sih Ket muka lo nggak banget kaya ngeliat gue nya kasian banget gitu?"

Kini giliran Caitlyn yang memegang pundak Nata dan menatap Nata serius. "Tapi janji ya Nat... kalau lo ngerasa hal buruk apapun lo janji cerita sama gue ya? Dan lo harus inget lo nggak berkewajiban buat lanjutin pernikahan aneh ini kalau emang lo nggak mau," kata Caitlyn membuat Nata berhenti tersenyum.

"Tenang Ket... gue nggak ada rencana batalin pernikahan ini kok lagian masa udah sejauh ini mau gue batalin ya kecuali si Hesta yang minta sih," kata Nata yang kembali tersenyum namun kini senyuman lirih yang ditampilkan. "Ya kalau Hesta yang minta ya gue bisa apa, iya nggak?"

Belum sempat Caitlyn menjawab, ponsel Nata berdering dan Nata dengan wajah panik segera mengeluarkan ponselnya dari dalam tas nya.

"Ah mampus pasti bunda nih," kata Nata panik dan ternyata dugaannya benar.

"Halo bunda..." sapa Nata pada si penelpon sebelum akhirnya menjauhkan ponselnya dari telinganya karena ibunya menggunakan suara keras.

"Iya bun iya Nata kesana sekarang juga," kata Nata sebelum akhirnya ia menaruh kembali ponselnya ke tas.

"Kenapa Nat?"

"Bunda sama nyokapnya Hesta udah tau soal berita Hesta sama Gaby jadi gue disuruh kumpul."

"Good luck Nat!"

***

Nata hanya diam melihat kedua orang tuanya dan kedua orang tua Hesta tengah sibuk. Sibuk dengan telepon mereka masing-masing. Entah apa yang mereka urus.

Hei, Nata!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang