HN 17

433 104 41
                                    

Additional Cast :

Kim Mingyu sebagai Laskar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Mingyu sebagai Laskar.

***

"Diskusi selesai."

Nata langsung kecewa begitu mendengar kalimat terakhir bundanya sebelum pergi meninggalkan Nata dan Hesta di ruang keluarga dan itu tandanya keputusan bundanya tidak dapat diganggu gugat.

Nata lalu melirik Hesta yang baru saja mengeluarkan ponselnya.

"Hesta..."

Hesta menoleh pada Nata. "Apa?"

"Kamu nggak bisa gitu jadi fungsi yang seharusnya? Jadi tiket aku biar bisa keluar ngadain pesta lajang."

"Loh kita kan belum nikah jadi ya kamu masih tanggung jawab keluargamu. Tapi nanti pas kamu sudah nikah sama saya barulah kamu jadi tanggung jawab saya karena kamu jadi istri saya nanti," jelas laki-laki yang sedikit sakit kepala karena suara lato-lato yang dimainkan anak-anak kecil yang mereka temui saat tadi mereka melakukan street prewedding  masih terngiang di kepalanya.

"Ya kan nikahnya kita tinggal menghitung hari," protes Nata.

Hesta mendengus. "Mau itu menghitung hari, menghitung jam, menit bahkan detik selama saya belum ijab qabul ya berarti saya belum sah menjadi suami kamu Nata..."

"Ya tapi kan pesta lajang itu dilakuinnya sebelum kita nikah, kalau setelah nikah kan kita udah bukan lajang," dumel Nata lagi yang memang mempermasalahkan pesta lajang yang ingin dibuatnya tidak bisa ia lakukan karena kendala izin kedua orang tuanya.

"Nggak usah adain pesta lajang kalau gitu," kata Hesta santai yang langsung ditatap tajam Nata.

"Nyuruh aku nggak usah pesta lajang padahal sendirinya tadi janjian sama Laskar buat datang di acara pesta lajang kamu," cibir Nata sambil mencebikkan bibirnya membuat Hesta terkekeh alih-alih kesal.

"Yaudah kamu mau ikut pesta lajang sama saya?" tawar Hesta.

"Lah emang cewek boleh ikut?"

Hesta mengangguk. "Boleh."

"Gaby ada dong?"

Hesta mengedikkan bahunya. "Entah... tapi Laskar tadi katanya ngundang."

"Oh..."

"Kenapa?" tanya Hesta penasaran karena Nata mendadak diam walau masih terlihat wajah kesalnya.

Nata menggelengkan kepala.

"Mau ikut?"

Nata menggelengkan kepala lagi.

"Yaudah lupain pesta lajangnya ya?"

"Nggak bisa gitu, nggak mau aku Hesta..." protes Nata dengan wajah kesalnya yang setidaknya bisa sedikit menyembuhkan sakit kepala Hesta.

Hesta lalu memejamkan matanya. Ia berpikir dan muncullah sebuah ide.

Hei, Nata!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang