HN 12

603 123 16
                                    

"Ma nanti malam keluarga Hesta mau datang kesini ngelamar Nata."

"Oh oke. Eh?"

Mama Nata langsung menoleh pada anak perempuannya yang tengah meneguk segelas susu coklat itu.

"Hah? Nanti malam katamu?"

Nata menganggukkan kepalanya tanpa merasa bersalah.

"Kamu bercanda Nat? Kita nggak ada persiapan apa-apa. Kok bisa kamu baru kasih tau mama sekarang? Kamu mau bikin mama malu?"

Nata menggelengkan kepalanya. "Nggak kok ma, tapi ya gimana lagi Nata baru dilamar sama Hesta semalam ya terus keluarganya Hesta maunya malam ini juga pertunangan secara resminya."

"Kamu kan tau sendiri keluarganya Hesta itu kaya gimana. Kamu pikir kamu Roro Jongrang?"

Nata memutar bola matanya. "Kan mama yang dulu pengen Nata nikah biar Nata ada yang jagain kalau mau kemana-kemana. Dan ya gimana Hesta nya beneran baru ngelamar Nata semalam."

Mama Nata terlihat kesal.

"Yaudah Nata telepon Hesta dulu siapa tau bisa diundur acara pertunangannya."

Namun belum sempat Nata mencoba menelepon Hesta tiba-tiba mereka kedatangan tamu dan ternyata tamu itu adalah suruhan Hesta yang akan membantu acara pertunangan mereka nanti malam.

"Kami diperintahkan oleh Pak Hesta untuk mengurus pertunangan nanti malam. Jadi apa kami sudah boleh mulai untuk mendekor dan menyiapkan hal lain-lain?"

"Sebentar saya telpon dulu Hestanya," sahut Nata yang tidak mau gegabah dan dengan segera ia menekan nomor telepon Hesta dan teleponnya tersambung dengan cepat dengan calon tunangannya itu.

"Hes? Mereka kamu yang kirim ke rumah?"

"Oh sudah sampai?"

Nata kesal mendengar nada santai Hesta. "Udah tapi kok kamu nggak bilang apa-apa dulu sama aku?"

"Tadi saya udah coba hubungin kamu tapi kayaknya kamu masih sibuk sama mimpi indahmu efek kejadian semalam."

Nata lalu mengecek history call nya dan ternyata Hesta benar. Salah Nata juga tadi tidak mengecek ponselnya dulu saat bangun tidur. Pasti benar kata Hesta kalau dia terlalu merasakan efek bahagia semalam.

Bagaimana tidak bahagia jika Hesta semalam menunjukkan sedikit effort nya untuk melamar Nata.

"Apa sih biasa aja juga."

"Ya sudah jadi mereka sudah boleh bekerja? Saya tau kamu dan keluargamu butuh mereka makanya saya yang siapkan semuanya jadi kamu tenang saja."

"Iya."

"Oke kalau gitu saya sudah boleh tutup teleponnya?"

Pertanyaan Hesta membuat Naya agak sedikit kesal karena merasa Nata sudah mengganggu waktu Hesta.
"Tutup ya tutup aja," sahut Nata ketus.

"Yasudah. Eh iya Nat-"

"Apa lagi?"

"Selamat tunangan untuk kita berdua ya?"

"Belum ih Ta!" protes Nata yang dijawab tawa oleh Hesta.

***

Bohong kalau Nata tidak merasa gugup sama sekali dengan pertunangan ini. Walaupun Nata menginginkan pertunangan ini untuk membuatnya lebih cepat menikah dengan Hesta dan mendapatkan kebebesannya tapi tetap saja pertunangan ini asli terjadi.

"Gimana perasaan lo Nat?"

Nata yang baru selesai didandani langsung menoleh dan memeluk Caitlyn sahabat satu-satunya yang sudah berbaikan dengannya itu.

Hei, Nata!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang