HN 22

572 103 12
                                    

"Ini suami lo seriusan nggak diajak jalan bareng aja?"

Pertanyaan dari Caitlyn membuat Nata kini menoleh ke belakang melihat suaminya yang tengah ikut menghentikan langkahnya dan terlihat terkejut ketika Nata menatapnya sinis dari tempat yang berjarak tidak terlalu jauh itu.

"Gue juga nggak minta dia ikut ya biar dia sama si Grand aja lah!"

Ketiga perempuan yang bersama Nata itu hanya menganggukkan kepalanya lalu kembali berjalan-jalan lagi bersama Naya di Pantai sambil asik mengambil foto atau video. Nata benar-benar terlihat ceria walau diam-diam dia sebenarnya cari perhatian Hesta. Dan begitu ketiga sahabat lainnya sibuk dengan ponselnya masing-masing Nata langsung melirik ke belakang mencari Hesta.

Lagi-lagi Hesta ada di jarak yang tidak jauh dari tempat Nata berdiri namun kali ini mereka tidak saling bertatapan karena Hesta tampak tengah serius sambil bertelepon. Nata langsung khawatir melihat hal itu. Dan dengan agak terpaksa Nata langsung menghampiri suaminga itu. Dia berdiri diam menunggu Hesta menanggapinya.

Hesta masih sibuk menelepon sampai akhirnya dia menaruh ponselnya di celana setelah berkata "Oke saya akan segera kesana." pada seseorang di teleponnya.

Hesta lalu menatap istrinya yang kini sudah ada di depannya.

"Kenapa kesini?"

"Kamu mau pulang ke Bandung?" tanya Nata yang justru balas pertanyaan Hesta dengan pertanyaan lagi.

Hesta menggelengkan kepalanya. "Bukan Bandung tapi Surabaya. Ada client yang mesti saya handle di Surabaya."

"Jadi sekarang langsung pergi?"

Hesta mengangguk. "Ya mau nggak mau. Kenapa? Masih mau bulan madu sama saya ya?" Goda Hesta sambil memainkan alisnya.

Hesta lalu membungkukkan tubuhnya agar bibirnya bisa sejajar dengan telinga Nata.

"Padahal dulu wishlist nya liburan sama sahabat-sahabatnya di Bali eh malah sedih karena ditinggal suaminya," lanjut Hesta menggoda Nata.

"Idih pd banget siapa juga yang sedih di tinggal suaminya? Jangan gr kamu!"

***

Hesta sudah mencoba untuk tidak 'gr' tapi fakta siapa yang ada di sampingnya saat ini di dalam mobil membuatnya tersenyum.

"Aku cuma takut mama sama papa kamu mikir aku bukan istri yang baik ya makanya aku ikut ke Surabaya, jadi jangan gr!"

Hesta masih tersenyum sambil menatap Nata yang tengah berbicara itu kemudian mengangguk. "Iya saya nggak akan gr kok Nat," kata Hesta membuat Nata kemudian mengalihkan pandangannya ke jendela mobil.

"Aku kok jadi inget pas awal kesini ya Hesta," kata Nata sambil memandangi halaman rumah Hesta yang selalu memukau Nata begitu mereka memasuki gerbang.

Awal mereka kesini ya?

Hesta langsung teringat awal dia membawa Nata ke rumahnya sebenarnya ingin mengerjai Nata karena dia tiba-tiba mengajaknya menikah ya Hesta sekalian saja membuat Nata menyerah karena mengetahui keluarganya seperti apa. Keluarga Hesta sebenarnya tidak seburuk itu baginya hanya saja Hesta tau keluargnya pasti bisa membuat Nata berhenti dengan ide gilanya. Tapi yang terjadi sekarang justru Nata benar-benar dia terima ada di kehidupannya.

"Mau nanya berapa upah tukang kebun disini lagi Nat?" Cibir Hesta sambil memperhatikan Nata yang kini berbalik menghadapnya.

"Kenapa sih kamu suka banget ngeledekin aku?"

Hesta terkekeh melihat wajah kesal Nata yang selalu terlihat lucu bagi Hesta. "Mau sekalian nanya lagi nggak mama sama papa aku orangnya gimana?"

"Hesta ih!" Nata kesal karena Hesta masih terus menggodanya.

Hei, Nata!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang