Jum'at, 04 Februari 2022
"Jadi ibu harap kamu segera memutuskan apa yang kamu pilih ya. Apalagi kamu juga anak MIPA 2, sudah seharusnya kamu aktif di organisasi atau ekstrakulikuler sekolah." ujar Bu Sunny selaku guru BK
"Iya bu." jawab Seongwoo.
"Ya sudah, ini kamu baca-baca dulu ibu tinggal sebentar ya.." Setelah menyodorkan beberapa brosur ekskul, Bu Sunny pamit meninggalkan ruang pertemuan. Ya, karna sudah hampir sebulan Seongwoo masuk, tapi ia belum masuk ekskul apapun. Alhasil, ia dipanggil BK.
Di dalam ruangan yang cukup lebar ada 4 sekat bilik yang biasa digunakan untuk ruang pertemuan seperti ini. Entah panggilan BK, atau panggilan orang tua.
Karna pintu yang tidak tertutup sempurna setelah Bu Sunny keluar, Seongwoo yang awal ya sibuk membolak balik lembaran brosur tiba-tiba mendengar sesuatu dari bilik seberang. Seongwoo menoleh, mengintip yang terjadi. Pintu mereka juga tidak tertutup sempurna.
"Kamu tahu kan tanggung jawab kamu sebagai ketua. Bagaimana bisa kamu tidak disipin? Apalagi kamu ini anak MIPA 2, kelas unggulan, dan anak ketua yayasan. Kamu harus bisa jadi contoh untuk adek kelas kamu, bahkan untuk siswa kelas lain Jisoo." Rupanya Jisoo sedang menghadapi kemarahan Pak Siwon.
"Bapak gak mau hal ini sampai terulang. Ingat status kamu, ini yang harus kamu tanggung karna status unggulan kamu. Bapak tahu, ini memang berat buat kamu, tapi ini sepadan dengan previllage yang akan kamu dapatakan nanti."
Tampak Jisoo yang hanya diam mendengarkan omelan Pak Siwon. "Ingat Kim Jisoo, bapak gak sukan kekalahan, begitu juga dengan sekolah dan yayasan. MIPA 2 dan SMA Merah Putih, tidak pernah kalah. Kamu ngerti kan?"
Seongwoo sibuk mendengarkan pembicaraan mereka, terkejut tiba-tiba Bu Sunnny kembali.
"Gimana Seongwoo? Sudah memutuskan mau masuk ekskul apa?" ujar Bu Sunny lalu kembali duduk.
"Eh?" Seongwoo sedikit gugup.
"Ehmm.... boleh saya pikir-pikir dulu gak bu? Saya butuh banyak pertimbangan."
"Baik, kalau gitu ibu tunggu hari Senin yaa."
"Iya Bu." Jawab Seongwoo mantap. "Kalau gitu saya pamit dulu bu... Mari..." Seongwoo pamit keluar bilik. Ia menoleh sekilas, tampak Jisoo yang masih setia mendengarkan omelan Pak Siwon.
Jisoo terduduk lemas di bangku taman. Ia dongakan kepalanya, ia tatap dahan dan ranting pohon beringin di atasnya, lalu menghembuskan nafas panjang, mencoba menenangkan diri. Tidak di pungkiri, terkadang ia juga lelah dengan semua beban yang harus ia tanggung. Lelah berpura-pura sanggup. Terkadang ia juga ingin dipandang lemah, dikasihani, dibantu, diberi sandaran. Terus menerus dianggap kuat ternyata tidak selalu menyenangkan.
Jisoo memejamkan matanya, membiarkan angin lembut membelai wajahnya.
Tiba-tiba sesuatu yang dingin menyentuh pipinya, membuat Jisoo sedikit terperanjat.
"Lemes banget bu ketua." ledek Seongwoo yang tiba-tiba sudah berdiri dibelakangnya.
"Ngagetin aja lu."
"Nih minum dulu." Seongwoo mengulurkan minuman kaleng yang ia tempelkan di pipi Jisoo tadi.
"Thanks." balas Jisoo singkat.
Seongwoo mengambil tempat di sebelah Jisoo, ikut membuka dan meminum minuman kaleng miliknya.
"Gue tadi denger lo di omelin Pak Siwon di bilik sebelah. Gegara kemarin ya?" tanya Seongwoo basa-basi.
"He em." Jisoo mengangguk sembari meneguk minumanya.
"Seperti yang lo lihat tadi, beginilah nasib jadi MIPA 2." Seongwoo hanya mengangguk diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIPA 2
Mystery / ThrillerKelas MIPA 2, kelas unggulan yang tiap tahunnya hanya diisi peringkat 10 besar secara pararel satu angkatan. Masuk kelas unggulan, berarti masa depan terjamin. Bagimana tidak, selama 3 tahun kedepan siswa unggulan akan mendapat fasilitas terbaik, gu...