09

80 8 0
                                    

Seongwoo mengetuk kaca mobil Sowon. Sowon menoleh, menatap Seongwoo dari balik kaca. .

"Pak! Pak Eunhyuk keluar dulu ya." ucap Sowon pada supirnya yang masih duduk di kursi kemudi.

"Baik non." ucap Pak Eunhyuk singkat, lalu keluar mobil.

Sowon membuka pintu mobilnya dari dalam, seakan mempersilahkan Seongwoo masuk. Seongwoo langsung masuk di kursi penumpang disamping Sowon.

"To the point aja. Apa hubungan lo sama polisi tadi? Dan apa yang kalian omongin di mobil itu?" tanya Sowon dengan nada datar dan dingin.

"Ok! Gue jelasin dari awal ya....nama gue Ong Seongwoo. Dan polisi yang tadi ngeintrogasi elo, namanya Seo Kangjoon, dia abang gue. Gue ini intel, agen mata-mata kepolisian. Ya....bisa dibilang, gue ini detektif SMA yang bekerja buat kepolisian. Bukanya sombong, tapi sebenarnya gue ini udah lulus SMA 2 tahun yang lalu. Umur 13 gue lulus SMP, dan umur 15 gue udah lulus SMA." ucap Seongwoo dengan bangganya. Sowon menatap Seongwoo datar.

"Lo gak usah terpesona gitu sama gue, ya...gue tahu kok kalau gue ini kelewat cerdas." Seongwoo memamerkan senyum PDnya yang malah dibalas tatapan sinis oleh Sowon. Melihat tatapan Sowon yang tak bersahabat, Seongwoopun langsung merubah ekspresinya.

"Terus?" tanya Sowon masih dengan nada datar dan dingin.

"Awalanya, abang gue yang komandan itu, minta gue sekolah di SMA Merah Putih biar gue ini bisa ngerasain hidup kayak anak SMA lainya. Ya, karna selama ini gue emang homeschooling, dan gue lebih banyak ngurusin kasus ketimbang main sama temen sebaya. Gue aja gak punya temen, selain petugas kepolisian."

"Terus?"

"Sebenernya abang gue gak mau ngasih gue kasus, tapi dia ngerasa kalau kematian anak SMA Merah Putih yang inisialnya, Lee Kaeun itu ada yang aneh. Makanya abang gue nyuruh gue sekolah sekaligus nyeledikin kasus ini. Dan jadilah gue disini."

"Terus?"

"Terus terus mulu lo, udah selesai kali."

"Maksud gue, kok lo bisa masuk kelas MIPA 2?"

"Alasan gue homeschooling itu karna kapasitas otak gue yang meleibihi anak biasa. Kata abang gue, kelas MIPA 2 itu kelas unggulan, isinya bocah-bocah cerdas semua. Makanya gue dimasukin kelas itu, biar gue dapet saingan katanya." Sowon ngangguk paham.

"Oh iya, bukanya lo juga anak baru ya?" tanya Seongwoo.

Sowon ngangguk. "Sama kayak elo, gue juga bukan murid SMA murni. Ada alasan lain kenapa gue masuk SMA Merah Putih, dan masuk kelas MIPA 2."

Seongwoo mengernyitkan keningnya. Sowon memutar tubunya menjadi menghadap Seongwoo.

"Lo bilang lo detektif kan? Berarti lo bisa bantuin gue dong?"

"Bantuin apa?"

"Bantuin gue mecahin teka-teki kelas MIPA 2. Karna cuma dengan itu, kita bisa nghentiin teror ini."

"Maksud lo?"

"Maaf non! Ini suster Solar nelfon, katanya tuan Seokjin ngamuk lagi di rumah sakit." tiba-tiba Pak Eunhyuk nongolin kepalanya dari pintu depan.

"Kak Seokjin?" Sowon langsung kaget.

"Woo! Sorry banget, gue harus pergi sekarang. Kakak gue lagi kumat." ucap Sowon dengan panik.

"Oh oke..." Seongwoo ngangguk dan langsung keluar dari mobil Sowon.

Pak Eunhyuk masuk ke mobil dan melajukan mobil itu buru-buru.

~~~~~~~

Jum'at, 05 Juli 2019

Beberapa hari berlalu, Seongwoo masih mencoba mencari petunjuk tapi semuanya tampak baik-baik saja. Hampir seminggu sejak kematian Sejeong, dan sekolah tampak kembali normal. Tidak ada teror maupun kejadian ganjal lainya.

MIPA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang