15

81 11 0
                                    

"Ok! Gue makin gak ngerti ya sama jalan pikiran lo. Kenapa lo ngajak gue ke rumah sakit jiwa sekarang? Lo kalau mau berobat, gak usah ngajak gue. Gue masih waras." si Seongwoo masih ngoceh gak karuan. Sowon yang jalan di sampingnya cuma diem, ogah nanggepin omongan gak gunanya Seongwoo.

"Woi! Gue lagi ngomong nih!" si Seongwoo kesel, ngerasa dikacangin Sowon. Sowon noleh, natap Seongwoo.

"Bacot lo!" ucapnya singkat lalu pergi mendahului Seongwoo.

"What the....???!!!" Seongwoo kehabisan kata-kata. Baru kali ini ada orang yang ngebuat dia segitu keselnya. Walaupun begitu, Seongwoo masih setia mengikuti langkah Sowon dari belakang.

Mereka berhenti didepan sebuah ruangan. Sowon diam, mengatur nafas dan menguatkan diri. Ia gugup. Seongwoo yang sedari tadi memperhatikan Sowon bingung, apa yang membuat gadis ini tiba-tiba gugup?

Sowon noleh, natap Seongwoo. "Bantu gue." ucapnya pelan. Seongwoo masih diam.

Perlahan Sowon membuka ruangan itu, menampakkan seorang pemuda yang tengah duduk didekat jendela, menatap lurus keluar jendela. Pandanganya kosong, ia seperti kehilangan hidupnya.

Sowon melangkahkan kaki memasuki ruangan itu, Seongwoo mengikuti di belakangnya.

"Kak Seokjin.........." panggil Sowon. Mata Seongwoo melebar mendengar nama yang Sowon panggil.

"Kak Seokjin? Dia Kim Seokjin kakaknya Sowon? Tunggu! Jadi perubahan yang Sowon maksud itu..........kakaknya......."

~~~~~~~

"Darimana aja lu berdua? Beli camilan doang lama banget." celetuk Jisoo ketika melihat Hanbin dan Chungha memasuki rumah Seungcheol

Cungha dan Hanbin langsung ikut duduk bergabung.

"Justru itu yang mau kita omongin kak." jawab Chungha.

"Kalian tahu gak, apa yang barusan kita temuin?" Hanbin semakin membuat penasaran.

"Kenapa? Kalian nemuin surat teror lagi?" tanya Jennie penasaran.

"Bukan, cuma kita lagi curiga sama seseorang aja." jawab Hanbin.

"Curiga? Maksud lo?" Taehyung bingung.

"Ya....sebenernya ini cuma praduga gue sama si kacung aja sih, kita curiga kalau ada orang dalem yang nyebabin teror ini." jelas si Hanbin.

"Orang dalem? Siapa?"

"Kak Sowon sama Kak Seongwoo." jawaban Chungha langsung dibalas tatapan tajam.

"Eh, jangan ngaco lo! Mana mungkin kak Sowon. Dia kan orang yang jadi saksi kematian Sejeong." Daniel nyangkal.

"Lha, si Seongwoo juga gak tahu apa-apa soal MIPA 2. Dia kan anak baru." Seungcheol menimpali.

"Justru itu bang yang mencurigakan. Kalian ngerasa gak sih ada yang aneh sama mereka berdua?" Ujar Hanbin.

"Aneh gimana sih Mbin?" Celetuk Jennie.

"Ya aneh aja, selama bertahun-tahun baru kali ini ada anak baru yang langsung masuk MIPA 2. Yang jalur VIP aja gak semudah itu masuk MIPA 2." Jelas Chungha.

"Ditambah lagi, tadi gue ketemu Bang Seongwoo sama Kak Sowon di Rumah Sakit Jiwa." Jawaban Hanbin membuat semua orang penasaran.

"Jadi gini, tadi waktu gue sama Hanbin di jalan pulang dari indoapril, kita gak sengaja lihat Kak Seongwoo berhenti didepan gerbang Rumah Sakit Jiwa Kasih Ibu." Chungha mencoba menjelaskan.

"Itu kan tempat berobatnya Bang Seungcheol." cela Daniel.

"Anjir lu kelinci bengek!" si Seungcheol langsung ngelempar Daniel sama bantal sofa.

MIPA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang