11

85 9 0
                                    

Seongwoo sandaran di pilar koridor, satu tanganya masuk ke kantong celana. Pandanganya natap ke depan, kadang juga natap langit-labgit koridor. Kangjoon sekarang berdiri didepan pilar, nunduk, sibuk main HP. Percayalah, kalau itu cuma kamuflase.

"Lo udah nemuin inisial J itu?" tanya Seongwoo yang masih sibuk natap langit-langit koridor.

"Ada! Goresanya ada di lengan korban. Tapi gue masih belum paham maksud huruf J itu." jawab Kangjoon sembari menunduk memainkan HPnya.

"Ok! Kayaknya gue mulai curiga sama satu orang." ucap Seongwoo dengan santainya.

"Serius lo? Siapa??" saking kagetnya, Kangjoon refleks noleh ke belakang.

"Jangan noleh kesini juga bang!" ucap Seongwoo yang langsung noyor kepala kakaknya biar balik ngadep ke depan.

"Anjiirr! Kalau aja gue lagi gak butuh info dari lo, udah habis lo." umpat Kangjoon.

"Dan faktanya, lo itu gak bisa kerja tanpa gue. Hehehe." si Seongwoo malah ketawa ngejek abangnya.

Kangjoon cuma bisa diem. Kesel, karna Seongwoo selalu bisa nyela dia, dan kesel karna dia gak bisa balas omongan Seongwoo. Yap! Itu karna apa yang Seongwoo omongin adalah fakta.

"Udah bang, lo tenang aja, gue bakal cepet beresin kasus ini. Gue cabut dulu deh. Bye!" Seongwoo langsung pergi ninggalin Kangjoon yang masih kesel.

Kangjoon noleh, natap punggung Seongwoo. "Kayaknya gue salah didik deh. Tuh bocah makin hari makin ngelunjak."

~~~~~~~
Sowon dan Taeyong berlari ke sumber suara. Mereka lari ke ruang ganti olahraga.

"JOY?!!" Taeyong dan Sowon kaget waktu lihat Joy, yang udah ditikam orang dari belakang. Orang pakai pakaian serba hitam, ngerangkul Joy dari belakang dan nodongin pisau ke leher Joy.

"Kak Taeyong......! Kak Sowon....!" teriak Joy sambil nangis.

Ngelihat Sowon dan Taeyong dateng, orang itu langsung lari. Taeyong lari ngejar orang itu, sedangkan Sowon langsung nyamperin Joy yang sekarang duduk lemes di lantai, saking takutnya.

"Joy! Lo gak papa?" ucap Sowon sembari nangkup wajah Joy.

"Kak......gue takut......tadi gue....gue....!" Joy yang udah nangis, shock denger Sungjae meninggal, sekarang makin takut karna dia hampir dibunuh sama orang itu. Dia gak bisa ngomong apa-apa lagi.

Sowon langsung meluk Joy, ngelus punggung Joy, nyoba nenangin adek kelasnya itu.

"Udah jangan nangis lagi.......kita semua disini pasti ngelindungin lo kok." ucap Sowon pelan, mencoba mengurangi rasa takut Joy.

Taeyong masih ngejar orang berjubah hitam itu. Mereka kejar-kejaran di koridor. Seongwoo yang juga lagi jalan dikoridor, gak sengaja ditabrak orang itu.

"Aww!!" Seongwoo dan orang itu adu tatap sejenak, hingga teriakan Taeyong nyadarin Seongwoo.

"Woo!! Tangakap orang itu! Dia pembunuhnya!!" teriak Taeyong. Seongwoo noleh ke Taeyong sekilas, sedangkan orang itu langsung lari.

Seongwoo lari ngejar orang itu dan berhasil ngeraih pundaknya. Mereka berantem. Seongwoo yang berprofesi sebagai intel, udah dibekali kemampuan bela diri. Jadi, dia bisa ngelawan orang itu yang ternyata juga pinya keahlian beladiri yang lumayan juga.

Taeyong berhenti, diem, ngelihat Seongwoo dan orang itu berantem. Seongwoo ngeraih sapu tangan hitam yang orang itu pakai sebagai masker, tapi orang itu langsung balik badan, melindungi wajahnya. Seongwoo cuma bisa lihat bagian belakang lehernya. Orang itu langsung lari, Seongwoo pingin ngejar, tapi tiba-tiba kakinya nyeri, karna tadi sempat kena tendang sama orang itu.

MIPA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang