Sowon mulai menggerakkan matanya, perlahan matanya terbuka. Putih. Itu warna pertama yang Sowon lihat. Ia menoleh ke sekelilingnya, tembok putih, gorden putih, nakas putih, selang infus, dia mulai sadar kalau ia di rumah sakit sekarang.
Ia mengembuskan nafas pelan, ia tatap langit-langit kamar yang polos. 3 detik kemudian, air mata mulai menetes.
"Jun......Namjoo......Kak Naeun......maafin gue........ Gue gak bisa nyelametin kalian." gumam Sowon. Sowon memejamkan matanya, seakan memupuk rasa sedih dan bersalahnya.
"Non Sowon?" Pak Eunhyuk langsung menghampiri Sowon.
"Non Sowon teh udah sadar? Alhamdulillah, bapak teh lega lihat enon udah sadar. Bapak tadi khawatir lihat non Sowon tiba-tiba pingsan gitu..." ucap Pak Eunhyuk.
"Pak Eunhyuk sendiri? Seongwoo mana?" tanya Sowon dengan suara lemahnya.
"Habis nganterin non Sowon, den Seongwoo sama pak Kangjoon tadi langsung pergi." ucap Pak Eunhyuk.
"Mereka pasti udah dapet kabar kematian mereka bertiga."
"Tapi gak kayak gini caranya Won! Kita pikirin jalan keluarnya bareng-bareng. Percaya sama gue Won! Lo masih punya gue! Gue janji bakal terus disamping lo Won!" tiba-tiba ucapan Seongwoo berputar di pikran Sowon.
"Apa bener kalau gue bisa percaya sama lo? Apa lo bisa nerima gue kalau tahu siapa gue yang sebenernya? Gimana kalau lo juga ninggalin gue? Gue takut Woo......"
~~~~~~~
Seongwoo masih sibuk di ruang kerja kakaknya. Ia duduk di sofa panjang di ruangan kakaknya. Di meja sudah tersebar kertas-kertas putih, berserakan.
"Gue masih gak paham maksud nih pelaku." gumam Seongwoo sembari menatap prin out foto luka sayatan korban.
"Pertama J, kedua I. J.I? Apaan coba?" gumam Seongwoo.
"Woo!" tiba-tiba Kangjoon memasuki ruanganya dan membuyarkan lamunan Seongwoo. Kangjoon berjalan, lalu mengambil tempat di kursinya. "Barusan pak Eunhyuk telfon, katanya Sowon udah sadar. Tadi dia sempet nanyain elo katanya." ucap Kangjoon yang sekarang sudah sibuk menatap komputer dihadapanya.
"Sowon? Dia udah sadar?" Seongwoo mencoba memastikan.
"Lo gak mau jenguk dia?" tanya Kangjoon yang masih fokus dengan komputernya.
Seongwoo terdiam. Ia memikirkan kondisi Sowon tadi pagi, begitu kekehnya Sowon mengusirnya pergi. "Gue pingin ketemu Sowon sih.....tapi kayaknya dia lagi butuh waktu sendiri." Gumamnya pelan.
"Woi Woo! Ditanya malah bengong.'
"Apaan sih lu bang. Ganggu tahu gak " Seongwoo kembali fokus pada pekerjaanya.
"Lo gak mau ketemu Sowon?" Lagi-lagi Kangjoon bertanya.
"Enggak. Gue mau ngasih dia waktu sendiri dulu. Kayaknya dia lagi gak mau di ganggu." jawab Seongwoo enteng, bahkan matanya masih fokus pada kertas-kertas dihadapanya.
"Serah lu dah!" jawab Kangjoon acuh lalu kembali sibuk dengan komputernya.
~~~~~~~
Taeyong, Taehyung, dan Seungcheol buru-buru masuk ke rumah besar Jisoo. Waktu masuk ruang tamu, mereka lihat Jisoo yang udah seseunggukan di pelukan Nayeon.
"Jisoo?! Nayeon! Kalian gak papa?" tanya Taehyung panik.
"Ini sebenernya ada apa sih? Kenapa Jisoo nangis gitu?" Seungcheol ikut bingung.
"Kalian lihat sendiri deh diatas." ucap Nayeon singkat. Taeyong, Taehyung, dan Seungcheol saling pandang.

KAMU SEDANG MEMBACA
MIPA 2
Mystery / ThrillerKelas MIPA 2, kelas unggulan yang tiap tahunnya hanya diisi peringkat 10 besar secara pararel satu angkatan. Masuk kelas unggulan, berarti masa depan terjamin. Bagimana tidak, selama 3 tahun kedepan siswa unggulan akan mendapat fasilitas terbaik, gu...