Hoseok menghempaskan tubuhnya ke sofa, disusul Yerin yang duduk disebelahnya.
"Haaaaah! Hari ini hari tergila yang pernah ada." ucap Hoseok.
"Kak." Yerin menatap kakak laki-lakinya yang kini terpejam.
"Hmm." jawab Hoseok sekenanya.
"Kok tadi Hanbin sama yang lain curiga sama kak Sowon sih?" Hoseok membuka matanya, menatap adiknya.
"Tau! Tapi gue saranin lo jangan deket-deket sama mereka. Gue gak mau lo kenapa-napa lagi, ngerti?"
Yerin diam, ia tidak terlalu memperhatikan dawuh kakaknya.
"Gue masih gak habis pikir, kenapa pada curiga sama Kak Sowon sih.....""Dek.... Dek....Yerin!!" Yerin mengerjapkan matanya, kaget dengan panggilan Hoseok.
"Kok lo malah nglamun sih?"
"Eh, enggak....gue cuma..."
"Gak bisa gitu dong!! Lo kalau kalah terima aja deh!" tiba-tiba 2 anak berseragam biru putih masuk ke rumah Hoseok dengan keributan. Seorang gadis mungil dengan rambut sebahu, dan pemuda tampan yang jauh lebih tinggi darinya.
"Gak bisa! Gue tuh gak kalah! Lo gak lihat kalau rata-rata kita itu sama?" ucap pemuda itu sambil menyodorkan lembaran kertas.
"Ya tapi kan gue yang peringkat satu! Jadi tetep aja lo itu kalah. Gue gak mau tahu, pokoknya besok lo harus traktir gue." si gadis mungil itu masih ngotot.
"Woi!! Apa-apaan sih nih? Dateng-dateng pada ribut." teriakan Hoseok membuat mereka berdua terdiam.
"Lo berdua kenapa sih? Gak bosen apa ribut mulu?" tanya Yerin.
"Si Jaehyun nih kak!" Eunha langsung duduk disamping Yerin. "Masa dia itu kalah taruhan, tapi gak terima."
Jaehyun ikutan duduk disamping Hoseok. "Enak aja, gue tuh gak kalah! Coba lo lihat deh bang." Jaehyun memberikan lembaran rapot UTSnya pada Hoseok. "Lo lihat kan, kalau nilai rata-rata gue sama dia itu sama. Dia itu jadi peringkat satu cuma karna gue pernah absen sakit sekali."
"Yeee! Itu sih derita lo. Ngapain sakit segala." Eunha nyinyir.
"Namanya juga manusia. Kayak elo gak pernah sakit aja."
"Eh udah-udah! Masalah ginian aja kalian ribut." Yerin menengahi.
"Eh, gimana kalau kita ganti taruhanya?" celetuk Jaehyun.
"Mau diganti apa? Halah palingan lo juga kalah lagi." ucap Eunha dengan sombongnya.
"Sombong banget lo!" ejek Jaehyun.
"Udah ganti apaan? Lama lu."
"Kan bentar lagi kita UN, kita taruhan siapa yang bisa masuk ke SMA Merah Putih dan masuk kelas MIPA 2, dia yang menang." ucapan Jaehyun membuat mata Yerin dan Hoseok seketika melebar.
"Hah?!" Hoseok kaget.
"Tunggu! Kalian mau masuk kelas MIPA 2 di SMA Merah Putih?" Yerin mencoba memastikan.
"Iya! Emang kenapa kak? Itukan sekolah fovorit, apalagi kelas MIPA 2 dikenal sebagai kelas unggulan. Kalian berdua juga masuk kelas itu kan?" ucap Jaehyun polos.
"Boleh juga tuh. Ok! Gue setuju." Eunha dengan bodohnya malah menerima taruhan itu. Yerin dan Hoseok menatap Eunha dan Jaehyun bergantian.
"Yaudah kalau gitu, lo balik deh. Ngapain lo disini?" usir Jaehyun.
"Ini gue juga mau balik kok!" Eunha menatap Yerin. "Gue balik dulu ya kak! Daah..." Yerin hanya mengangguk pelan.
Eunha berjalan keluar pintu, Jaehyun masih memandang punggung Eunha. Sedangkan Hoseok dan Yerin masih tertegun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIPA 2
Mystery / ThrillerKelas MIPA 2, kelas unggulan yang tiap tahunnya hanya diisi peringkat 10 besar secara pararel satu angkatan. Masuk kelas unggulan, berarti masa depan terjamin. Bagimana tidak, selama 3 tahun kedepan siswa unggulan akan mendapat fasilitas terbaik, gu...