13

81 9 0
                                    

"Siapa lo sebenernya?!"  Sowon natap gue tajam, serius, dingin. Dia kayak lagi ngintimidasi gue sekarang. Dan begonya, gue ngerasa terimidasi sekarang. Gak tahu kenapa, gue jadi gugup didepan Sowon.

"So.....Sowon? Sejak kapan lo disini?"

"Gak penting!" jawab Sowon singkat, masih dengan wajah datar dan dinginya. "Gue inget lo siapa!" gue makin gugup didepan Sowon.

"Lo cowok yang kemarin nemuin jasad Sejeong kan? Lo cowok yang ikut jadi saksi atas kematian Sejeong. Gue bukan saksi tunggal, karna elo juga disana." Sowon masih natap gue tajam.

"Dari awal gue tahu kalau lo bukan orang biasa. Siapa lo sebenernya?"

"Won! Kayaknya lo salah paham deh! Gue tadi.........."

"Jujur sama gue, atau lo mau masalah ini makin runyam?" gue ngernyitin kening, bingung sama omongan Sowon.

"Gue bisa bilang sama anak-anak yang lain kalau lo itu bukan anak SMA biasa, atau lebih tepatnya, lo itu detektif yang lagi nyamar. Gue bisa bikin mereka curiga sama lo, dan penyelidikan lo bakal terhambat." ok, Sowon kayaknya lagi serius sekarang. Gue kalah! Lebih baik satu orang yang tahu, daripada gue gak bisa nuntasin kasus ini.

"Ok! Gue bakal cerita sama lo"










Balik sekolah, gue sama anak MIPA yang lain kumpul di gazebo karna tiba-tiba Jisoo bilang ke grup kelas kalau Kei nemu surat teror lagi. Setelah baca surat itu kecurigaan gue sama Sowon makin kuat. Gue bukan orang bego yang gak bisa lihat petunjuk di surat itu. Mungkin mereka gak bisa lihat petunjuknya, tapi itu nampak jelas buat gue.

*Buat yang masih belum ngeh, boleh baca ulang suratnya di cahpter 8, ada huruf kapital yang bercetak miring.

"KSJ?? Kim So Jung?" gue ngebatin waktu lihat inisial di surat yang Kei temuin. Gue ngelirik Sowon sekilas, dia diam kayak lagi mikir. Sikapnya gak jauh beda sama anak yang lainya. Gue bingung, ini Sowon yang pinter kamuflasenya, atau emang gue cuma salah duga?

Sowon sadar gue lihatin, terus dia noleh natap gue. Mata kita bertemu, tapi kita cuma diem. Gue balik natap surat itu, dan nemuin petunjuk lain.

'Kurang satu orang lagi dan kita akan naik level.' ok! Teori gue kebukti. Korban selanjutnya adalah kelas XI MIPA 2 karna cuma angkatan ini yang belum ada korban.

Gue makin kaget waktu Sowon tiba-tiba maju dan dukung argumen gue. Bahkan dia juga punya dugaan sama kayak gue. Dia udah bikin prediksi kalau dia adalah korban selanjutnya, sama kayak yang gue prediksiin. Sekarang gue makin bingung, siapa Sowon sebenernya. Apa dia ngelakuin ini cuma buat ngeyakinin yang lain, kalau dia juga korban?






Gue gak yakin ngelakuin ini, tapi gue gak ada pilihan selain ngomong yang sebenernya ke Sowon. Mungkin dengan begini, Sowon bisa percaya sama gue dan gue bisa tahu, siapa dia sebenernya.

Sowon benar-benar ngacak pikiran gue. Gue gak ngerti dia ini siapa? Apa maksud dia yang sebenernya? Yap! Gue makin bingung waktu dia tiba-tiba minta tolong gue buat nyelesein teka-teki MIPA 2? Apa dia tahu sesuatu tentang MIPA 2?

Setelah gue turun dari mobil Sowon, tiba-tiba pesan dari Bang Kangjoon masuk. Dia bilang kalau dia dapat informasi tambahan tentang  Sowon.








"Gak banyak info tentang dia. Kayaknya ada orang yang sengaja nyembunyiin dia dari publik." sekarang gue lagi duduk di ruangan Bang Kangjoon dengerin penjelasan dia. Di tangan gue udah ada printout hasil pencarian Bang Kangjoon.

MIPA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang