Bukan yang Sebenarnya(Tamat)

7 0 0
                                    

"Apa! Aku, menemui wanita itu? Cuih! Aku tidak sudi! " Maki Julia, emosi.

Maafkan saya, Nona. Apa anda tidak ada pintu maaf untuk Ibu anda? "Tanya Robin, ragu.

Julia menatap Robin tajam.

" Paman Robin, kau tahu kan kalau dia bukan Ibuku? "Ketus Julia.

" Iya, Nona saya tahu kalau Nyonya Reta bukanlah Ibu anda tapi.... "

"Sudahlah, Paman. Tidak usah lagi mengingat wanita yang sudah menfitnahku, " potong Julia. "Paman tahu kan bagaimana sakitnya aku? " Keluhnya.

"Nona, saya mengerti betapa sakitnya anda, anda juga harus tahu betapa sedihnya Nyonya Reta saat anda sudah menjauh, " ungkap Robin menerawang.

"Heh! Mana mungkin, Tante Reta itu wanita yang kejam, dia ingin fitnah aku karena ingin mendapatkan harta Ayah, " cibir Julia.

Robin kaget mendengar penuturan majikannya.

"Nona Julia, apapun yang beliau lakukan pada anda, anda tidak pantas menghakiminya. "

"Paman, mengapa jadi membelanya? " Julia kecewa.

"Nona, bukan saya membelanya. Namun, beliau ingin melindungi anda, " elak Robin, serak.

"Hah! Melindungi? Dari siapa? " Selidik Julia tak percaya.

Julia masih ingat beberapa bulan yang lalu dan rasa sakit itu masih ada sulit rasanya memaafkan seseorang yang sudah menuduhnya.

Flashback on....
"Rupanya, kau yang mencuri perhiasan dan uangku! " Tuduh Reta, kejam.

Julia menggeleng ketakutan.

"Tante, aku gak melakukannya aku juga gak tahu kalau perhiasan-perhiasan itu tiba-tiba ada di kamar Julia, " elak Julia.

"Cari alasan saja kamu ini, apa mungkin perhiasan-perhiasanku bisa berjalan sendiri ke kamarmu? Gak mungkin kan! " Cerca Reta.

Beberapa menit kemudian...
"Pergi, kau! Aku tidak sudi punya anak pencuri kayak kamu! " Usir sang Ayah.

"Papa, aku mohon tolong jangan usir aku, Pa. Aku difitnah sama Tante Reta, Pa, " Rengek Julia, terisak.

"Bukti sudah jelas, kau masih mengelak juga!pergi! "

Flashback off...

"Kekejaman dan fitnah yang dilakukan Nyonya Reta bukanlah yang sebenarnya, " ungkap Robin, serius.

"Maksud Paman? " Tanya Julia tak mengerti.

Sebelum memulai cerita pria paruh baya itu menarik napasnya terlebih dahulu.

"Begini ceritanya.... "

Diceritakan Robin bahwa tujuan Reta sengaja menfitnahnya karena wanita itu tidak rela sang anak walau bukan putrinya dijual oleh Ayah kandungnya sendiri.

"Jadi, semua itu? "

"Iya, Nona, Nyonya Reta adalah wanita yang baik beliau ingin melakukan itu agar anda tidak dijadikan korban traking oleh Ayah anda sendiri. " Julia terduduk lemas.

"Mengapa Papa bisa tega berbuat kejam pada Julia? Ternyata, kebaikan Papa hanyalah topeng semata! " Maki Julia, kecewa dalam hati.

Julia juga ingat, setiap pria yang datang ke rumahnya pun diusir oleh Reta yang ternyata, mereka hanya menjebak Julia untuk dijadikan kupu-kupu malam bukan untuk dijadikan kekasih.

"Semenjak Ibu kandung anda meninggal, Ayah anda malah berkencan dengan berbagai wanita, mabuk, judi dan melakukan penjualan perempuan termasuk anda sendiri yang masuk daftar nya."

"Mengapa Papa selalu bilang lembur? "

"Itu trik Ayah anda,Tuan Kaseno, Nona tujuannya untuk mendapatkan kepolosan anda. "

"Hah! "

"Tuan Kaseno adalah pria mata duitan buktinya, dia mau menikahi Nyonya Reta. Nyonya Reta ingin menikah dengan Ayah anda karena, semata-mata ingin menolong anda, Nyonya Reta adalah wanita kaya yang kesepian. "

"Aku tidak menyangka Papa tega berbuat seperti itu. " Julia menggeleng air matanya pun terjatuh dari pipinya yang putih.

Flashback on...
"Robin, apa aku terlalu kejam? " Tanya Reta, berkaca-kaca sesekali mengusap air matanya yang mau terjatuh.

"Nyonya, saya tahu tujuan anda ingin melindungi Nona Julia, bukan? " Jawab Robin, mengerti.

"Heh! Kalau Julia tidak kufitnah dan kuusir, aku tidak tahu bagaimana nasibnya yang ternyata dijual Ayah kandungnya sendiri, " ungkap Reta, sedih.

"Tapi, Nyonya mengapa anda tidak mengatakan pada Nona Julia langsung? " Usul Robin yang membuat Reta tersenyum getir.

"Mana mungkin dia percaya, aku tahu itu. Dengan cara seperti ini lah dia bisa terbebas dari penjualan wanita yang dilakukan Ayahnya sendiri, " ucap Reta dengan nada getir.

"Apa anda tidak takut, Nona Julia menganggap anda kejam? " Reta menggeleng.

"Aku sudah tahu kalau dia bakalan sakit hati dan menganggapku kejam. Suatu saat dia akan tahu mengapa aku berbuat seperti itu? "

Flashback off...

Mendengar cerita Robin, Julia terisak ternyata dia selama ini salah paham pada Ibu tirinya.

"Paman, bisakah kau mengantarkan aku kepadanya? Aku ingin me.... "

"Gak perlu, aku sudah ada di sini, " potong Reta yang tiba-tiba muncul di hadapan Robin dan Julia.

Julia pun kaget dan berlari ke arah Reta lalu, menangis keras di dada sang Ibu tiri.

"Maafkan Julia Tan eh.. ma, " ucapnya, serak.

"Iya, maafkan mama juga, sayang. Mama tahu kok kamu gak melakukannya kalau tidak seperti itu, kamu pasti dijual sama Papamu. "

Reta pun menerawang..

Flashback on...
Reta tidak sengaja menguping pembicaraan suami dan para tamunya.

"Putrimu cantik juga ya, " puji sang tamu menatap mesum wajah Julia di foto.

"Jelas, siapa dulu dong Bapaknya? " Kaseno tambah besar kepala. "Apa anda ingin membelinya, dia masih suci lho, " Promonya, berbisik.

Sang tamu pun terkekeh.

"Jadi, berapa yang ingin kau tawarkan? "

Di balik pintu..
"Kurang ajar! Bisa-bisanya Mas Kaseno menjual anaknya sendiri untuk dijadikan mesin uang, tidak! Ini tidak boleh dibiarkan! Aku tidak ingin Julia jadi korban Ayahnya sendiri tapi, apa yang harus aku lakukan ya? " Pikir Reta.

Flashback off...

"Maaf, aku salah paham sama Mama, kalau paman Robin gak cerita Julia pasti masih membenci Mama, " ungkap Julia menatap Reta dengan mata sembab habis menangis.

"Gak apa-apa, sayang. Mama bisa mengerti siapapun tidak bisa menerima tuduhan yang tidak dia lakukan. "

Beberapa bulan kemudian, Kaseno dan komplotannya ditangkap Polisi atas kasus penjualan wanita di bawah unur.

Sedang Julia dan Ibu tirinya hidup dalam kebahagiaan.

Tamat

Kisah InspiratifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang