Pelayan Pemasaran yang adil(Tamat)

11 0 0
                                    

Diah Nafisya sudah beberapa bekerja di kantor Marketing sebuah Perumahan elit di Mustika Jaya, Bekasi.

Orangnya sangat baik dan ramah, tidak pernah pilih-pilih pelanggan, semua konsumen dia layani dengan baik.

Suatu hari..
Diah melayani seorang konsumen pria yang berpenampilan necis.

"Mbak, saya ingin membeli rumah yang besar dan mewah, ada? " Tanya pria itu dengan congkaknya.

"Oh... Ada, Pak di sini lengkap, rumah minimalis pun ada, silahkan, Pak saya antarkan anda pada rumah yang Anda inginkan, " Jawab Diah, ramah sambil mengantarkan kostumernya.

Beberapa menit kemudian..
"Nah.. Ini contoh miniaturnya, Pak. " Diah menunjuk kan rumah contoh.

Pria itu menatap takjub..

"Benar-benar bagus sekali, pujinya dalam batin.

" Mbak, apa ada lagi? "

"Stoknya, masih banyak, Pak jangan cemas anda tinggal memilih rumah yang akan anda beli, " Sahut Diah.

Pria itu mengangguk-angguk.

"Silahkan, Pak dilihat-lihat dulu, siapa tahu ada yang cocok. Sementara saya tinggal dulu ya, Pak buat melayani pelanggan lain, " Pamit Diah.

"Ya, jawab pria itu, datar.

Setelah kepergian Diah..
" Siapa sih? " Gerutunya.

Setelah disambut, sebuah suara di seberang sana dengan nada tinggi.

"Mas, tolong kasih saya waktu ya, " Ucap pria itu dengan nada memelas.

"Aduh jangan, Mas saya mohon kasih saya waktu, Mas, dengernya.

" Iya, Mas saya tahu, saya sudah tiga bulan belum membayar,"lirihnya.

Ternyata, pria yang berpakaian necis dan keren itu, sudah lama berhutang dan dia sudah tiga bulan menunggak pembayaran sewa rumah.

Beberapa detik kemudian..
"Aduh, bagaimana ini? " Pria itu bertanya-tanya dalam hati sambil garuk kepala, bingung.

Beberapa jam kemudian...
"Bagaimana, Pak apa anda sudah memilih rumah yang akan anda beli? " Pria itu sedikit kaget.

"Berapa harganya? " Tanya pria itu, berbisik.

"Harganya Rpxx. Xxx miliyar, Pak, anda mau bayar pakai apa? Cash apa pakai kartu? Tanya Diah menanyakan sebuah pilihan.

"Apa?! " Pria itu kaget, di tubuhnya sudah bermandikan keringat dingin.

"Jangan cemas, Pak, bulan ini kami ada diskon jadi Bapak hanya bayar Rp x. Xxx miliyar. "

Pria itu menelan ludah kepahitan.

"Bagaimana, Pak? "

"Saya pikir-pikir dulu, putusnya mencari alasan.

" Baik, Pak. " Diah membalas dengan senyuman.

Setelah itu..
"Fuih, bagaimana ini ya? Aku saja tidak ada uang untuk membayarnya, " pikirnya dengan wajah panik.

Dua jam kemudian...
Seorang pria lainnya dengan pakaian buruh datang seperti biasa Diah menyambutnya dengan ramah sedangkan rekan-rekannya menatap pria itu dengan sinis.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak? " Tanya Diah, sopan.

"Mbak, saya mau mencari rumah lima puluh unit, apa masih ada? " Bisiknya.

"Oh.. Tentu saja, Pak stoknya masih banyak kok, masih ada lima ratus unit di sini, jawab Diah lagi-lagi penuh dengan keramahan.

Pria itu mengangguk-angguk, pria itu juga diam-diam mendengar celutukan-celutukan tajam dari rekan-rekan kerja Diah untuk dirinya, dia hanya tersenyum dan menggeleng atas dirinya yang tidak dihargai karena pakaiannya.

Kisah InspiratifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang