Mertua yang Baik Hati(Tamat)

4 0 0
                                    

"Namira, ambilkan aku air! Haus nih! " Perintah Kenan sang suami.

"Baik, Mas, " Sahut Namira, menurut.

"Cepetan ya! Gak pakai lama! " Lanjut sang suami yang diangguk istrinya.

Padahal sang istti lagi sibuk dengan pekerjaan rumahnya sedangkan sang suami sibuk dengan permainan mobile legend di androidnya.

Beberapa menit kemudian..
"Ini, Mas. " Namira menyerahkan segelas air mineral kepada sang suami.

Kenan lalu meminum air mineral yang disuguhi Namira.

"Air apa ini?! Kau mau membunuhku! " Sentak Kenan dengan suara tinggi.

"Maaf, Mas saking sibuknya aku lupa kalau yang aku kasih itu air panas, " Cicit Namira, ketakutan.

"Alasan saja kamu ini, " Cerca Kenan."Kerja rumah aja gak beres! "Lanjutnya, tajam.

Betapa sakitnya hati Namira saat sang suami mengatakan hal demikian.

Dia merasa sama sekali tak dihargai sebagai istri, dia meminta mesin cuci atau alat rumah tangga electronik lainnya tidak dia berikan nafkahi dirinya pun jarang kerjaannya cuma sibuk main game dari pagi sampai malam.

" Terus, kalau istrimu gak becus kerja, kamu selama ini sibuk apa?! Hah! "Balas ibunya Kenan mertua Namira yang tiba-tiba muncul.

" Ibu? "Kenan terkejut dan bangkit dari tidurnya. " Bu, kapan datangnya? Kok.. Gak kasih kabar? "Sapa Kenan mencium tangan ibunya.

" Apa kedatangan Ibu harus kau atur juga! "Sahut Bu Mira, ketus lalu duduk di sofa dengan santainya.

" Gak Bu, Bukan itu maksud Kenan. "

"Lalu apa?!" Bu Mira mendelik tajam.

"Itu... itu... "Kenan tidak tahu apa yang harus diucapkannya.

" Sudahlah, lupakan saja oh.. iya, mana Namira? "Bu Mira tengok kiri kanan mencari keberadaan sang menantu.

" Ada Bu, mau Kenan panggilkan? "Tawar Kenan, lembut.

" Gak usah, "sahut Bu Mira, acuh. " Ibu saja yang menemuinya. "

"Tapi, Bu kan gak pantas, biar Kenan yang panggilin ya, " bujuk Kenan.

"Apanya yang gak pantas! Kamu meneriaki istri kamu, apa sudah pantas jadi suami? "Maki Bu Mira, jengkel.

" Bu!"

"Kamu pikir, telinga Ibu sudah gak lagi berfungsi apa?! Dari luar Ibu dengar kamu mnyentak Namira, " Cerca Bu Mira dengan suara tinggi.

Lalu, Bu Mira dengan acuhnya menuju dapur tanpa mempedulikan panggilan putranya.

Beberapa menit kemudian...
"Ibu, " sapa Namira lalu mencium punggung tangan sang Ibu mertuanya. "Ibu sehat? " Tanyanya, lembut.

"Alhamdulilah, Ibu sehat, sayang, " jawab Bu Mira, lembut. "Lalu, bagaimana de... Astagfirlah, Namira! Kau setiap hari mencuci pakai tangan? " Pekik Bu Mira, terkejut.

"Iya, Bu sudah biasa, " jawab Namira, tersenyum hambar.

"Apa anakku gak pernah belikan kamu mesin cuci? "

"Gak perlu mesin cuci kata Mas Kenan, Bu alasannya menghemat listrik. "

"Alah, alasan saja dia itu, dia saja gak mau bantuin kamu kerjanya malah main hape terus, " gumam Bu Mira, kesal.

"Mungkin dia sibuk, Bu, " bela Namira, lembut.

"Sibuk apaan?! Orang sibuk main mobile legend gitu kok, " papar Bu Mira sambil melipat tangannya di dadanya yang sudah kurus. "Kamu gak usah membela anakku! Sudah kamu gak dinafkahi, pelit lagi suami macam apa dia itu! " Namira hanya terdiam sambil terus melanjutkan pekerjaannya Bu Mira yang melihatnya pun menjadi kasihan.

"Sudah, gak usah diteruskan lagi, ayo.. kita ngobrol-ngobrol di ruang santai, Ibu kangen banget sama kamu. "

"Iya, Bu sebentar lagi ya. "

"Akh... biarkan saja Kenan yang mencuci, kan dia dari tadi santai-santai saja malah kamunya yang kerja. "

"Tapi, Bu... "

"Ayo.... Bu Mira menarik paksa tangan Namira.

" Namira kan belum buatkan minum untuk ibu. "

"Gak usah, kan ibu bisa ambil sendiri. "

Beberapa menit kemudian...
"Namira! Pekerjaanmu belum selesai, malah asyik mengobrol sama ibuku, siapa yang suruh? " Ketus Kenan.

"Aku yang menyuruhnya, kenapa? ! Gak suka! " Balas sang ibu menatap tajam sang putra.

"Bukannya begitu, Bu. Ibu gak tahu aja pekerjaan Namira selalu berantakan, " sahut Kenan.

"Iya, gak beres karena kamu gak membantunya, sudah gak bantuin gak belikan mesin cuci lagi, apa kamu tega tangan istrimu patah gara-gara harus memeras banyak baju belum lagi semua alat rumah tangga termasuk kompor malah menggunakan kompor minyak, astagfirlah, Kenan kamu itu keterlaluan banget ya jadi suami, bugh.. bugh... bugh, " maki Bu Mira, geram sambil memukul-mukul anaknya.

"Bu, sudah Bu, ampun, " protes Kenan minta ampun lalu menatap tajam ke arah sang istri. "Ini gara-gara kamu! "

'Plak! 'Namira terkejut.

"Masih saja menyalahkan istrimu! Kamu tahu gak dari pagi istrimu kerja keras dan kamu, malah santai saja! Mending santai tapi menghargai pekerjaan sang istri dari pada kamu, kerja gak, bantuin istrimu pun tidak, " ucap Bu Mira, tajam.

"Bu, kenapa sih belain dia? Yang anak ibu kan Kenan, " protes Kenan.

"Walau kamu anak ibu, apa pantas kamu dibela? Namira saja seringkali kamu salah-salahkan, maki-maki apa pantas kamu menjadi lelaki! Kamu memaki Namira sama saja kamu memaki ibu, kamu itu lahir dari rahim perempuan, Kenan! " Omel Bu Mira yang membuat Kenan menunduk dan terdiam seribu bahasa. "Sekarang, lanjutkan pekerjaan istrimu yang belum selesai! " Perintah Bu Mira yang membuat Kenan melotot.

"Bu? "

"Dari tadi kamu santai-santai main hape sedangkan istrimu sudah berpeluh kerja rodi, enak amat ya kamu! Kayak Raja, cepat sana kerjakan! "

"Iy.. iya, Bu. "

Bu Mira kembali menatap Namira, lembut dan mengusap tangannya.

"Namira, mengapa kamu masih mempertahankan anakku! "Namira melotot, kaget.

" Saran ibu sih, tinggalkan saja anak ibu, ibu bisa kok mencari lelaki yang lebih mapan dan bertanggung jawab dari pada anak ibu apalagi yang lebih tampan, "usul bu Mira yang membuat Kenan terkejut mendengarnya sedangkan Namira tertawa kecil.

" Bu, kok... ibu malah meracuni Namira sih? "Protes Kenan tak terima.

" Diam kamu! Gak usah banyak protes, kamu sudah membuat menantuku menderita! Apa salah ibu menacari lelaki yang lebih baik darimu! "Balas Bu Mira, menyentak Kenan pun menciut.

Lalu, Bu Mira menatap menantunya lembut.

" Namira, ibu lapar, kita makan-makan yuk, "ajak Bu Mira.

" Baik, Bu, Ibu mau makan di restoran apa? "Tanya Namira, lembut.

" Apa saja lah yang penting ngisi perut, lapar nih! "

"Baik, Bu tapi, Namira pamit dulu pada Mas Kelan. "

"Gak usah, biarkan saja dia, kamu kan juga perlu relaksasi, ayo... kita berangkat, " Namira mengangguk dan tersenyum.

Mereka pun berangkat tinggalkan Kelan yang bekerja sendirian menggantikan posisi Namira.

"Astaga! Capek banget ya Allah! " Keluh Kenan yang belum lagi menyeselesaikan cucian yang banyak itu, belum lagi masak trus.. Minyak tanah langka pula.

Tamat.









Kisah InspiratifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang