Bab 38 - Renggang

23 7 0
                                    

***

Beberapa jam kemudian, Ariel dan Jenie duduk di taman sekolah.

"Jen, kita main rubik yuk biar seru," ajak Ariel seraya memberikan rubik kepada Jenie di sampingnya yang sedang bermain ponsel.

"Apaan sih. Kayak anak kelil aja," kata Jenie seraya menapis rubik yang berada di tangan Ariel. Rubik tersebut pun jatuh tanpa diperdulikan Jenie. Ariel pun tamiak kecewa tapi dia diam saja.

"Mending kita selfie aja," pinta Jenie seraya memotret dirinya dan Ariel menggunakan kamera depan.

"Senyum dong," pinta Jenie setelah tahu ekspresi Ariel di kamera tampak datar. Ariel pun kemudian memaksakan senyumnya.

"Aku posting ya," kata Jenie setelah berfoto selfie. Ariel mengangguk-angguk.

"Enaknya caption-nya apa ya."

"I love you," jawab Ariel.

"Gombal!" kata Jenie seraya mencubit hidung Ariel.

***

Saat ingin memasuki kelas, Ariel melihat Sarah sedang bermain gitar dan bernyanyi sangat merdu di dalam kelas. Sarah duduk bersama Aris dan Aris sesekali mengajari Sarah memetik gitar.

Ariel pun terdiam berdiri di depan kelas seraya melihat mereka berdua asyik bermain gitar. Tampaknya Ariel merasa cemburu melihat mereka berdua.

Beberapa jam kemudian, waktunya semua murid pulang. Terlihat Aris sedang berjalan sendirian menuju parkiran. Beberapa detik kemudian, Ariel datang mendekati.

"Ris, gue mau ngomong sama lo," kata Ariel.

"Ngomong apa?"

"Lo suka sama Sarah?" tanya Ariel seraya berjalan pelan bersama Aris.

"Nggak cuma sekedar suka tapi cinta. Gue emang cinta sama Sarah. Kenapa?"

"Nggak apa-apa cuma tanya aja. Lo ada niatan nembak Sarah?"

"Pasti lah. Tapi nggak sekarang juga. Semua butuh proses."

"Jangan pernah sakitin Sarah ya."

"Ya nggak lah, Riel. Nggak ada sekalipun niat gue buat nyakitin Sarah. Dia itu bagaikan permata, tidak ada satu orang pun yang berani menggoresnya," kata Aris.

"Dia itu sahabat terbaik gue. Gue nggak ingin liat dia sedih."

"Lo tenang aja."

Beberapa detik kemudian, Pak Sabar menghampiri Ariel.

"Ariel! Ikut Bapak ke ruang guru," pinta Pak Sabar.

"Iya Pak."

"Ris! Temenin gue ya," pinta Ariel dan Aris pun mengiyakan.

***

Di dalam ruang guru, Ariel dan Aris duduk di depan Pak Sabar.

"Lihat nilai kamu!" Pak Sabar memberikan hasil nilai ulangan harian matematika Ariel. Ariel pun terkejut melihat nilai ulangannya. Ia mendapat nilai hanya 40 saja.

"Bapak kecewa sama kamu. Ulangan semester ganjil kemarin kamu mendapatkan nilai bagus. Kenapa sekarang di semester genap menuju kelulusan nilai kamu malah anjlok! Kanu tidak belajar selama ini?" tanya Pak Sabar kesal.

"Belajar Pak," jawabnya.

"Apa yang kamu pelajari? Sampai nilai kamu jelek begitu. Pokoknya nilai ulangan kamu selanjutnya harus bisa naik! Bapak nggak mau tahu. Kalau tidak, kamu tidak Bapak luluskan!"

"Iya Pak. Saya akan lebih giat belajar lagi."

Aris dan Ariel pun keluar dari dalam ruang guru dan mereka berjalan menuju parkiran.

TENTANG ARISA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang