Bab 46 - Stalker

39 7 0
                                    

***

Beberapa hari kemudian...

Malam ini, Ariel terlihat berdiam diri. Ariel sedang rebahan di atas tempat tidurnya. Kedua telapak tangannya berada di belakang kepala. Ia tampak melamun menatap langit-langit, mengamati kipas angin yang berputar di atap plavon kamar.

Ariel mengingat-ingat kebersamaannya bersama Sarah. Ia mengingat keseruan bermain bersama geng frensix juga.

"Aku kangen masa-masa di SMA. Semua terasa indah sebelum aku berpacaran dengan Jenie. Aku kehilangan semua sahabatku setelah aku pacaran dengan Jenie yang super posesif itu. Kenapa cinta seperti ini, aku kira cinta akan membuatku bahagia. Tapi kenapa membuat aku terluka. Jenie, nggak bisa ngertiin aku. Sarah, bisa ngertiin aku tapi dia nggak cinta sama aku, cintanya sama Aris. Jujur Ra, aku sangat mencintai kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu. Cintaku begitu rumiit. Tidak ada cinta setulus Arisa!"

Ariel tiba-tiba langsung duduk saat mengingat nama Arisa.

"Arisa? Iya Arisa! Aku pengen tau siapa itu Arisa! Aku pengen kenal sama dia. Aku pengen tahu sebesar apa cinta Arisa sama kekasihnya. Aku pengen banget dicintai seorang wanita seperti Arisa," kata Ariel seraya mengambil laptop yang berada di atas meja belajarnya.

Ariel kemudian membuka laptopnya di atas kasur seraya duduk bersila. Ia membuka facebook lalu mengetik nama Arisa di kolom pencarian facebok.

"Yaelah, ini mah akun fake semua. Yang mana yang asli, semua foto profilnya sama," gerutu Ariel saat menemukan banyak akun Arisa tapi semuanya fake alias palsu.

"Coba cari di instagram."

Ariel kemudian membuka ponselnya mencari aplikasi instagram. Namun ia juga tidak bisa menemukan akun asli Arisa.

"Nggak ada juga di instagram!"

Ariel kemudian meletakkan kembali ponselnya di atas kasur. Ia kembali bermain facebook di laptop seraya menopang dagunya.

***

🏠Denpasar, Bali.

Malam ini, Sarah sedang makan malam bersama sang bude di rumah budenya.

"Bude sangat bangga loh, Ra. Kamu dapet nilai tinggi. Terus belajar, semoga bisa jadi dosen seperti Bude," pinta sang bude saat makan.

"Iya Bude, amin. Semoga Sarah bisa seperti Bude. Bikin Ayah sama Ibu bangga," kata Sarah seraya minum teh.

"Bude seneng banget. Kamu ke sini secepatnya. Bude kesepian di rumah sendiri."

"Kak Indra manggung terus ya, Bude?"

"Iya. Konser di mana-mana. Kemarin aja manggung di Pontianak. Hari ini di Riau. Ayahnya sampai capek nganterin Indra."

"Hehe, namanya juga anak band. Konser dimana-mana. Sarah sering loh dikasih kiriman paket sama Kak Indra, Bude."

"Oh ya?"

"Iya Bude, minggu lalu Sarah dikasih sepatu."

"Hehe, pinter Indra. Bude ajarin dia kalau sukses jangan lupa sama keluarga. Meskipun jauh harus tetep dijaga hubungannya."

Sarah pun menguap.

"Kamu ngantuk, Ra?"

"Kayaknya sih iya, Bude."

TENTANG ARISA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang