20-Change of plans

144 24 10
                                    

Gimana puasanya udah ada yang bolong belum?

Bacanya pelan-pelan aja ya, gak usah terburu-buru.

###

"Too many surprises, traitor." Decak Efrain dengan tatapan tajam ke arah orang yang melihat ke arahnya, dengan senyum smirk.

Orang itu melangkahkan kakinya menuju mimbar Saksi. Lalu mulai melakukan sumpah pada kitab suci.

"Demi Tuhan. Saya bersumpah bahwa saya sebagai saksi dalam persidangan kali ini akan memberikan keterangan yang sebenar-benarnya. Tiada lain dari yang sebenarnya." Ucap orang itu yang tak lain adalah Theo.

"Bagaimana bisa Theo menjadi saksi penuntut umum?" celetuk Edward.

"Kita lihat apa yang akan ia katakan di persidangan ini." Ucap Deo, membuat Edward menatapnya bingung.

"Maksud lo?" tanya Edward.

"Ikutin saja apa yang akan dia lakukan." Balas Deo dengan santai menatap ke arah depan.

Gara yang melihat sahabatnya menjadi saksi untuk memberatkannya merasa kecewa. Bagaimana bisa orang yang selama ini dia anggap sebagai keluarganya kini justru menusuknya dari belakang.

Theo menatap Gara dengan senyum smirknya, ia yakin bahwa permainan ini akan segera mencapai puncaknya.

"Baiklah, saudara saksi, apakah Anda mengenal terdakwa?" tanya pak Hakim ketua.

"Ya, yang Mulia." Balas Theo dengan santai.

"Jadi Anda sangat dekat dengan terdakwa?"

"Iya."

"Bagaimana selama ini sikap terdakwa, menurut Anda?"

"Beliau adalah teman yang baik dan humble, dan ceria.  Setelah beberapa tahun mengenal beliau, saya pernah melihat dia sedang meminum sebuah Pil yang entah Pil apa. Bukan hanya itu saja, saya juga pernah melihat Beliau sedang nyabu di rumahnya sendiri." Jelas Theo yang tentu saja semuanya adalah kebohongan.

Gara mengepalkan tangannya mendengar pernyataan Theo, ia rasanya ingin berlari ke arahnya lalu memberikan bogeman padanya.

"Apa ada bukti yang bisa menyatakan bahwa terdakwa mengonsumsi Narkoba?" tanya pak Hakim ketua.

"Saya mempunyai buktinya, dia adalah Dokter yang sempat menangani saudara Gara." Jelas Theo.

"Izin yang Mulia,  untuk menghadirkan saksi berikutnya." Ucap Jaksa Penuntut Umum.

"Izin di berikan." Balas pak Hakim ketua.

Tak lama seseorang datang dan mulai berdiri di depan mimbar saksi.

"Saya adalah Dokter yang menangani saudara Gara. Terdakwa memang mengonsumsi barang-barang terlarang, saat saya mengambil darahnya untuk pemeriksaan." Jelas Dokter Ditzi yang bekerja sama dengan Theo untuk membuat laporan palsu.

Ditzi sendiri adalah Paman dari Theo."ITU SEMUA BOHONG, SAYA TIDAK PERNAH MENGONSUMSI BARANG-BARANG HARAM ITU!" Teriak Gara tak terima.

Love and Pain [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang