Love and Pain [ End ]

31-Benzamin Oliver Chad

###

Velyn mulai mengambil Laptopnya dan mulai mengetikan setiap huruf Plugboardnya. Ia pun mulai memasukkan setiap huruf yang tertulis di pesan itu. Dan tak membutuhkan waktu lama, huruf-huruf itu mulai keluar menjadi kalimat.

'ALL KEYWORDS ARE ON YOU'

"Apa maksud dari pesan itu?"  tanya Debora.

" 'Semua kata kunci tertuju padamu' apa mungkin pesan ini tertuju pada Efrain?" seru Deo.

"Tepat sekali, maka dari itu penculikan Tante Tara sebagai kartu As untuk mendatangkan Efrain pada si Pelaku." Jawab Velyn.

"Nah, yang harus kita lakukan adalah menunggu Pria itu untuk bangunkan." Sahut Debora membuat Deo memicingkan matanya.

"Kalian tau Efrain koma di Rumah Sakit?" tanya Deo dengan curiga.

Deg

"Itu-" sahut Velyn dengan bingung.

"Itu kaki lo kenapa?" tanya Deo setelah menahan untuk tidak bertanya.

"Ak-"

"Gak perlu jawab, gue tau semuanya." Potongnya, membuat Kedua wanita itu menatap tegang ke arah Deo.

"Tenang, rahasia kalian aman di gue. Gue balik ya, udah malam juga." Ucapnya dengan mimik wajah menyebalkannya.

"Siapa sebenarnya kau?" tanya Debora.

"Gue?" tunjuk Deo pada dirinya sendiri.

Debora mengangguk."Yakin mau tau gue siapa?" tanyanya memastikan.

"Hm,"

"Gue the handsome is rich."  Jawabnya dengan kekehan.

"Fu*k!" Maki Debora.

"Hahahaha!" Tawa Deo lepas, melihat mimik wajah Debora yang kesal.

"Shhh" gertaknya, saat merasakan sakit di bagian bahunya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Velyn.

"Gue baik kok, gue pulang ya. Bye  para bini-bini mas ganteng." Serunya sebelum keluar dari dalam Apartemen Velyn.

Di bagian Utara kota ini, terdapat sebuah Manison Mewah yang terlihat terbengkalai. Letaknya masuk kedalam sebuah hutan yang lumayan lebat. Berdiri kokoh di tengah-tengah Hutan, suasana Manison itu terlihat mencekam.