37- Pemberontakan

103 6 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
###

Di atas ketinggian 5 ribu kaki Helikopter Mudroc harus melakukan pendaratan di hamparan gunung es. Akibat cuaca yang buruk membuat Helikopter mereka harus berhenti di tengah hutan salju.

 Akibat cuaca yang buruk membuat Helikopter mereka harus berhenti di tengah hutan salju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita tidak boleh mati dengan sia-sia." Ujar Mudroc yang terus saja menggosokkan telapak tangannya.

"Kita harus keluar dari Pulau ini, gimana pun caranya kita harus cepat di Secret Islaind." Sarkasnya.

"Kalian berdua cari bahan makanan, aku tak ingin mati sia-sia disini." Ucapnya lagi.

"Kau siapkan perapian." Suruhnya pada salah satu bawahannya.

Peter dan rekannya mulai berjalan menyusuri hutan es itu untuk mencari bahan makanan. Sedangkan satu orang lagi mencari beberapa kayu bakar untuk membuat perapian.

Setelah perapian itu di buat, Mudroc berdiri di depan Api untuk menghangatkan tubuhnya. Satu jam telah berlalu, akhirnya Peter dan rekannya datang kembali dengan membawa empat buruan mereka.

"Kami membawa kelinci untuk makan hari ini.." Ujar Peter.

Ke-empatnya mulai membakar buruan mereka. Melahapnya dengan nikmat, walaupun dengan keadaan kedinginan. Terdapat sisa daging kelinci yang tak habis, lantas Mudroc menyuruh Peter untuk memberikannya pada gadis itu.

"Apa ada yang ingin kau sampaikan?" tanyanya pada salah satu bawahannya.

Orang yang bernama Dakota itu  mengangguk."Di bagian Utara pulau ini terdapat permukiman yang terdiri dari 20 tempat tinggal. Kita bisa melakukan pembrontakan dan mengajak mereka berkerja sama untuk menyerang Secret Islaind." Jelas Dakota memberikan saran.

"Baiklah, siapkan persenjataan yang kita punya. Jika orang-orang itu menolak untuk ikut di pihak kita, maka habisi saja." Titahnya dengan tegas.

Di saat Mudroc dan para bawahannya sedang mempersiapkan penyerangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di saat Mudroc dan para bawahannya sedang mempersiapkan penyerangan. Di Apartemen, Efrain masih saja di buat bingung oleh sikap Deo yang terlihat santai.

Love and Pain [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang