34-Pertemuan Paman dan Keponakan

111 12 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
###

Pintu terbuka secara tiba-tiba."Siapa kau!" Seru seseorang.

Deg

Rubah mengahampiri wanita yang baru saja memergokinya.

"Sutttt, ku mohon jangan mengeresakan suaramu. Aku tidak akan menyakitimu." Ucap Rubah.

Orang itu adalah Rose, walaupun merasa curiga ia mengikuti permintaan Rubah. Dengan buru-buru ia menutup pintu itu kembali.

"Katakan siapa, kau?" tanyanya.

"Aku mendapatkan laporan kalau di Manison ini terdapat seorang Mafia yang kabur dari Amerika Serikat." Jelas Rubah.

Deg

Jantung Rose berpacu lebih cepat. Seluruh tubuhnya merasa cemas. Rubah yang melihat kecemasan Rose langsung menenangkannya.

"Aku tidak akan meluakiamu, jika kamu mau berkerja sama denganku." Uca Rubah.

Rose mengangguk."Apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?"

"Kau bisa jelaskan siapa kedua wanita ini?" tanya Rubah.

"Aku tidak terlalu mengenal wanita yang duduk di kursi roda itu. Pasalnya, ia baru tiba kemarin malam."

"Sedangkan gadis itu, sudah aku rawat sejak dia berumur 9 tahun. Aku tidak tahu jelas siapa keluarga gadis itu." Jelasnya membuat Rubah terdiam untuk sesaat.

"Bolehkah aku memotret keduanya?"

"Tentu saja." Balas Rose.

Rubah pun mulai mengeluarkan ponselnya dan mulai memotret keduanya. Rose berjalan ke arah gadis itu untuk menanangkannya.

Sedangkan Rose menghubungi Lion.

"Aku menemuka dua orang wanita yang di kurung." Lapornya.

"Apa salah satu dari mereka masih menggunakan pakaian Pasien?"  tanya Lion.

Rubah melirik kembali pada Wanita yang duduk di kursi rodanya. Wanita itu memakai pakaian Pasien, membuatnya beropini, kalau wanita itulah yang di culik dari Rumah sakit Australia.

"Ya, kau benar." Jawabnya.

"Amankan keduanya, aku akan mengirim Tupai untuk ke sana. Sebutkan lokasinya."

"Mereka berada di bagian gudang manison bagian timur." Jelas Rubah.

"Oke."


"Aku akan pergi ke luar, untuk melihat kondisi di dalam Manison. Kau tetap diam disini, akan ada salah satu rekanku bernama Tupai yang akan menyelamatkan kalian." Jelas Rubah.

"Tapi di manison sangatlah berbahaya. Banyak penjagaannya." Seru Rose merasa cemas.

"Kau tenang saja. Aku akan pastikan kalian selamat." Jelasnya.

Selepas itu, ia mulai keluar dari dalam gudang. Berjalan masuk kedalam Dapur yang sebelumnya. Ia berhenti di deket sebuah guci besar, menatap ke ruangan tengah yang terdapat Mudroc dan beberapa anak buahnya.

Love and Pain [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang