03-Tantangan

422 138 70
                                    

Haii Warblon, jam berapa kamu baca cerita ini?

Jika tidak suka, harap skip cerita ini.

###

Velyn keluar kelasnya,karena kelas terakhirnya telah selesai. Ia melangkahkan kakinya menuju sebuah lift, tiba-tiba pokusnya terhenti saat mendengar suara teriakan seseorang. Lantas ia melangkahkan kakinya menuju arah gudang yang berada di lantai dua.

"Lo cewek yang bawa Efrain ke kamar hotel kan?" tanya Deo mengintimidasi.

Wanita itu menggeleng cepat."Bukan gue." Elaknya.

"Gak usah bohong, cctv nunjukin kalau lo bawa Efrain ke kamar itu." Ucap Edward yang berhasil membobol Cctv kamar yang ada di Club itu.

"Jawab gue, siapa yang nyuruh lo menjebak Efrain?" tanya Deo.

"Gue gak tau."  Jawabnya sarkas.

"Kalian terlalu banyak membuang waktu." Seru Efrain.

Efrain mendekat ke arah wanita itu yang tak lain adalah Bianca. Dengan tanpa perasaan, Efrain mendorong kasar tubuh Bianca hingga membentur Tembok dengan begitu keras.

Bukkk

"Arghh" pekiknya, saat merasakan sakit di punggungnya.

"Katakan siapa yang udah nyuruh lo untuk menjebak gue." Ucapnya dengan suara beratny.

Bianca semakin takut, ia mencengkram kuat bajunya. Perkataan Efrain sungguh membuatnya seperti akan menjemput kematian. Matanya melirik ke seseorang yang sedari tadi hanya berdiam diri, seolah ia ingin mengatakan 'tolong gue' akan tetapi orang yang di tatapnya hanya menatap balik Bianca dengan ekspresi datarnya.

"Baiklah, lo diam tandanya lo setuju." Pungkasnya.

Lalu Efrain mengambil sesuatu dari dalam saku celenanya. Sebuah pisau lipat yang selalu ia bawa kemana-mana.

Mata wanita itu melotot, melihat apa yang di keluarkan dari saku Efrain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata wanita itu melotot, melihat apa yang di keluarkan dari saku Efrain.

"Tolong! Gue mohon jangan sakitin gue.!" Isaknya dengan bergetar.

"Percuma lo teriak, gak bakalan ada yang akan nyelamatin lo." Tegas Gara.

"Masih tetap mau bungkam? Baiklah, ayo kita nikmatin permainan ini." Ucap Efrain tenang namun menusuk.

Sretttt

"Aaaaa!" Teriak wanita itu, saat pipinya digores oleh pisau lipat Efrain.

"Hikss ... gue mohon lepasin gue." Pintanya.

Love and Pain [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang