44-End

266 7 3
                                    

Sekembalinya Peter ke Kastil, ia langsung berhadapan langsung dengan Mudroc.

"Kau menemukannya?"

Peter menggeleng cepat."Aku dan yang lainnya tak menemukan apapun. Kurasa pria itu berbohong, atau ada petunjuk lain dari Buku itu." Jelasnya.

Mudroc berpikir untuk sesaat, berjalan ke arah sebuah lemari tua yang ada di Kamar itu.

"Coba kau baca semuanya, apakah ada petunjuk tentang Paviliun Barat." Dengan senang hati Peter menerima Buku itu.

Ia mulai membuka-buka Bukunya."Terdapat kode Enigma disini, kita harus memecahkannya." Jawaban Peter membuat tangan Mudroc mengepal.

"Sialan Dominik, dia bener-bener membuat rencana yang rapi." Geramnya.

"Lakukan apapun untuk memecahkan Kode itu."

"Baiklah, Tuan. Aku akan berusaha untuk bisa memecahkannya." Setelah itu ia pamit dengan senyum tipis di bibirnya.

Keesokan Paginya

Beberapa Pelayan tengah menyiapkan sarapan, Oxy, dan Charl tengah memantau mereka.

Sedangkan Jeco, tengah berjaga di Gerbang Kastil. Di sebuah ruangan bekas kamar Eyylen dan Lionel, terdapat gadis Bisu itu.

Ia tengah sarapan, dibantu oleh sang Bibi.

"Kau masih lapar?"

Gadis itu menggelengkan kepalanya, Bibi itu tersenyum tipis. Ia membantu membersihkan mulut gadis itu.

"Baiklah, sekarang minumlah." Dengan di bantu sang Bibi, gadis itu minum.

Penampilan gadis itu terlihat lebih baik, tubuhnya tak sekurus saat ia melihatnya pertama kali.

"Kau memiliki wajah yang cantik. Sepertinya Ayah dan Ibumu juga begitu sangat tampan dan cantik." Pujinya.

"Taaa." Gadis itu hanya bisa mengucapkan dua huruf itu, selebihnya ia tak bisa berbicara apa-apa.

Ceklek

Peter masuk kedalam kamar itu, sang Bibi langsung menunduk takut.

"Jika kau ingin bebas dari sini , pergilah ke perbatasan hutan Barat. Pergilah saat malam hari, disaat semua orang tengah tidur. Aku akan menunggumu di Perbatasan itu." Jelas Peter.

"Apa maksud, Tuan?

"Memberimu kebebasan." Jawabnya.

"Lalu dengan Nona ini?" walaupun baru sebentar, ia sudah menyayangi gadis itu seperti anaknya sendiri.

"Keluarganya akan menolongnya." Bibi itu terlihat kaget.

"Apa dia masih punya keluarga?"

"Ya. Jadi pikirkanlah baik-baik." Setelah mengatakan hal itu, ia kembali ke sebuah ruangan khusus pembuatan senjata.

Tak ada penjagaan orang-orang Mudroc disini, para Pria itu tengah sibuk. Kehadiran Peter membuat mereka semua terdiam dan berhenti mengerjakan aktivitasnya.

"Aku memberikan kalian kebebasan, pergilah ke perbatasan hutan barat. Kalian bisa pergi saat semua orang tengah tertidur, dan aku akan menunggu kalian di Perbatasan."

"Apa ini serius, Tuan?"

"Iya. Jadi pikirkanlah baik-baik."

Setelah mengatakan hal itu, Peter berlalu ke arah tempat di mana para gadis ada disana, dan juga beberapa Pelayan. Seperti halnya tadi, ia mengatakan apa maksud kedatangannya.

Tinggal area dapur yang belum ia kunjungi, ia pun mulai segera melangkahkan kakinya kesana.

Semua makanan telah siap, tinggal di bawa ke Meja makan.

Love and Pain [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang