35-Negosiasi

101 10 5
                                    

Happy Reading
.
.
.
###

"Berikan Buku peninggalan ayahmu tentang Pulau rahasia itu, maka akan ku pastikan Ibumu akan selamat." Ucap Mudroc.

"Beritahu dulu di mana nyokap gue." Tegas Efrain.

"Aku jamin Ibumu baik-baik saja. Setelah aku mendapatkan Buku itu, maka kau akan segera bertemu Ibumu." Jelas Mudroc dengan tampang liciknya.

Rubah tentu saja kaget, melihat siapa yang baru saja datang ke Manison itu.

"Apa hubungan mereka." Gumamnya menatap kedua orang yang sedang bersitegang itu.

Sedangkan di belakang Manison, Rubah baru saja menampakkan dirinya di belakang Manison. Ia melirik kesana kemari untuk mencari gudang yang di beritahu oleh Rubah. Hingga ia menemukannya.

Tupai melangkahkan kakinya menuju gudang itu. Mengetuk beberapa kali, hingga pintu itu terbuka.

"Kau Tupai?" tanya Rose.

"Iya." Balasnya

Tupai pun segera masuk dan melihat kedua wanita yang berbeda usia itu."Apa ada jalan keluar dari Manison ini selain pintu utama?" tanya Tupai.

Rose berdiam sejenak."Aku tidak tau." Balasnya.

Tupai pun mengangguk dan mulai memikirkan cara agar bisa menyelamatkan ketiga wanita ini. Pikirannya buyar oleh dobrakan Pintu yang cukup keras.

BRAK

Seketika Rose, gadis itu dan Tara terpekik kaget. Gadis itu mulai meraung-raung lagi, menatap takut pada pengawal itu. Rose terus berusaha untuk menenangkan gadis itu.

"Ternyata dugaanku benar, ada yang tidak beres disini." Tegur seseorang dengan menodongkan senjata ke arah Tupai.

"Oh shit." Makinya.

"Kau kaget gimana aku tau?" ucap Pengawal itu.

"Biarku jelaskan. Saat aku sedang menyusuri belakang Manison, aku melihatmu yang memanjat benteng Manison. Hal itu membuatku curiga." Jelasnya.

"Kau penyusup, maka kau haru aku habisi." Tegasnya langsung menyerang Tupai.

Dengan cepat Tupai menghindar, memukul wajah Pengawal itu dengan keras.

Bugh

"Akh" pekiknya.

Tak terima kena pukulan, Pengawal itu langsung menyiku dada Tupai. Membuat Tupai mundur beberapa langkah.

"Menyerahlah." Tukas Pengawal itu dengan sombong.

"Tidak semudah itu." Jawabnya, mulai memberikan tendangan pada si lawan. Hingga tubuh Pengawal itu membentur Pintu.

Brukk

"Sialan kau!" Makinya.

Pengawal itu bangkit dan mulai mengambil Pistolnya yang terlempar tak terlalu jauh. Pengawal itu kembali menyerang Tupai dengan brutal, membuat Tupai jengah.

Love and Pain [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang