30-Enigma

128 17 0
                                    


Keesokan Harinya

📍 Indonesia

16:00

Dretttt

"Hallo!"

"Kemana aja lo, dua hari ini gak bisa di hubungi!"  Teriak kesal Edward.

"Biasa aja kali gak usah teriak-teriak, gue ada urusan penting. Kenapa sih?" tanya Deo.

"Sekarang lo di mana?"

"Gue di Rumah." Balasnya.

"Ke Rumah Sakit sekarang juga, Mobil gue tiba-tiba mogok nih."  Ucap Edward.

"Ngapain ke Rumah Sakit, emangnya siapa yang sakit?" tanya Deo dengan bingung.

"Oh iya ya, lo kan belum tau apa-apa. Efrain Koma di Rumah Sakit, di mengalami tembakan di punggungnya dua hari yang lalu." Jelas Edward membuat Deo terdiam seketika.

Untuk beberapa saat Deo belum bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi, hingga teriakan Edward di sebrang telpon membuatnya tersadar akan lamunannya.

"DEO BANG*ATT LO DENGERRIN GUE GAK SIH!!!" Teriakan kesal dari Edward.

"Ah ya, gue denger. Serlok lokasinya ya." Putusnya.

"Iya, kata Dokter ada hal penting yang harus di bicarakan, jadi lo gece ya ke sananya. Soalnya gue mau gerek Mobil gue dulu ke Bengkel."  Jelasnya lalu memutuskan sambungannya.

Tut...

Deo segera menyimpan kembali Ponselnya, ia segera mencabut selang infus yang tertancap di tangannya.

"Shhh" pekiknya merasakan sakit.

Ceklek

Martin masuk ke dalam kamar Deo." Apa yang anda lakukan, Tuan?" panik Martin melihat Tuannya yang sudah mencabut selang infusnya.

"Gue dah gak butuh itu, siapkan Mobil. Gue mua ke Rumah Sakit." Jelasnya.

"Tapi keadaanmu masih sangat lemah."  Seru Martin.

"Berani-beraninya lo ngelarang gue." Tegas Deo kesal.

"Maaf, Tuan." Pekiknya.

"Siapakan Mobilnya." Titahnya, lalu pergi meninggalkan Martin menuju Kamar Mandi.

Martin pun keluar dari kamar Deo.

Martin pun keluar dari kamar Deo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📍 Rumah Sakit

Deo telah sampai di depan kamar inap Efrain. Seorang Dokter menghampirinya.

"Anda teman Pasien bernama Efrain?" tanya Dokter itu.

"Iya, Dok." Balasnya.

"Kalau begitu mari ikut ke ruangan saya, ada yang harus di bicarakan." Jelasnya.

Love and Pain [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang