Pagi ini tubuhnya sudah segar kembali setelah semalam dipasang infus, tadinya pagi ini dokter akan memberikan cairan kedua agar badannya lebih bertenaga. Namun nindy tetap kekeh tak mau.
"Non nindy beneran gapapa, gak mau pasang infus kedua, badan non masih lemes loh" ucap dokter itu yang sedang mencopot infus yang terpasang di tangan nindy dengan disaksikan oleh aresta yang sudah wanti-wanti adiknya pasti tak mau pasang infus kedua.
"Lo beneran gamau pasang infus kedua?, badan lo masih lemes loh dek..." ucap aresta yang menatap ngeri saat dokter itu berhasil mencabut infus dari tangannya.
"Gw gapapa bang..., gw dah sehat kok. Gw hari ini harus ke sekolah, ada urusan organisasi" nindy berusaha untuk duduk dibantu oleh aresta.
"Baju seragam lo udah gw siapin, air anget buat lo mandi juga udah gw siapin, sarapan udah gw siapin. Tinggal siapin obat lo" ucap aresta dengan detail.
"Makasih bangku yang ganteng... tapi gw ke sekolah bukan berarti harus pake seragam dong bang" nindy tersenyum masam.
"Beres" ucap dokter itu sambil membereskan peralatan nya.
"Makasih dok udah bantu saya".
"Sama-sama non, jangan lupa di minum obatnya ya non. Jangan terlalu banyak pikiran dan jangan terlalu capek, kalo gitu saya permisi non"
"Baik dok, sekali lagi terimakasih".
"Gw anterin dia kedepan dulu dek, lo siap-siap aja" ucap ares lalu menyimpan handphone nya di nakas kamar nindy.
☆☆☆☆☆
"Makasih dok udah bantu adik saya, untuk biaya nya sudah saya transfer"ucap aresta berterima kasih pada dokter yang selalu membantunya.
"Sama-sama pak, Kalo begitu saya pamit pak, assalamualaikum" pamit dokter itu.
Dokter itu pergi mengendarai mobilnya dan melajukan mobil tersebut menjauh dari pekarangan rumah aresta.
☆☆☆☆☆
Nindy sudah selesai mandi dan menggunakan baju biasa untuk ia pakai ke sekolahnya hari ini.
Saat ia sedang berada di depan meja rias dan membenarkan hijabnya, ia mendengar bunyi notifikasi dari handphone abangnya yang berada di nakas kamar tersebut.
Tinggg
Nindy menghiraukan suara itu, ia lanjutkan aktivitas nya di depan meja rias.
Tinggg
Tinggg
"Siapa sih?!"nindy mendekat lalu mengambil handphone aresta yang sepertinya tak sengaja ia simpan di nakas. Ia berniat memberikan ponsel tersebut pada aresta, namun niat nya ia urungkan saat ia membaca nama bian terpampang jelas di lockscreen ponsel itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembagi Arutala (ON GOING)
Fiksi RemajaNindy dan Abrar adalah dua jiwa yang terluka, dipersatukan oleh takdir dan cinta yang penuh pengorbanan. Di balik setiap senyuman tersembunyi rasa sakit dan keraguan yang mereka coba atasi bersama. Ketika Tuhan mempertemukan mereka, Abrar menjadi ja...