Sudah memasuki waktu maghrib, hati nya sedari tadi tak enak. Seperti sesuatu akan terjadi.
"Adek gapapa kan de?" Tanya laki-laki itu khawatir sambil terus-menerus menelpon adiknya beberapa kali namun tak kunjung di angkat.
"Asiyah ke ruangan saya sekarang!" Ucap ares dalam ruangannya dengan berteriak.
Asiyah segera menghampiri ares dan bertanya ada apa sehingga membuat ia teriak.
"Ada apa pak, ada yang bisa saya bantu?"Tanya asiyah dengan tergesa.
"Ini semua berkas sudah saya tanda tangani dan sudah saya periksa, tinggal kamu cek lagi saja barangkali ada yang belum. Saya harus pulang sekarang" ucap ares sambil bangkit dari duduknya dan bersiap untuk pulang.
"Oh iya baik pak"asiyah dengan sigap mengambil berkas-berkas penting itu dan memegangnya dalam dekapan tangannya.
"Saya pergi, jika kerjaan kamu sudha beres. Kamu boleh pulang, maaf saya gabisa anter kamu pulang asiyah. Saya harus buru-buru" aresta pergi begitu saja dan meninggalkan asiyah yang masih bingung dengan sikap aresta.
POV ASIYAH
Ia menatap bingung kepergian pak ares yang begitu buru-buru.
"Apa ada masalah ya?" Tanya asiyah pada dirinya sendiri.
"Gatau deh, rumit kalo disuruh pecahin teka-teki keluarga pak ares" asiyah menggaruk belakang kepalanya tak gatal.
"Meja pak ares berantakan banget, gw beresin aja. Supaya pak ares gak ngamuk hehe" Kemudian asiyah menyimpan berkas itu di meja dan mulai membersihkan meja kerja pak ares yang berantakan.
☆☆☆☆☆
"DEK!" teriak ares sambil berlari mencari keberadaan adiknya.
"ADEK DIMANA?".
"DEK!!" Ares menuju ke kamar nindy dan langsung terkejut melihat nindy yang tergelak pingsan.
Ares mengangkat tubuh nindy ke kasur yang berada di kamarnya.
"Badan adek panas banget" saat ares mengecek panas lewat keningnya seketika mata nindy terbuka lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembagi Arutala (ON GOING)
Teen FictionNindy dan Abrar adalah dua jiwa yang terluka, dipersatukan oleh takdir dan cinta yang penuh pengorbanan. Di balik setiap senyuman tersembunyi rasa sakit dan keraguan yang mereka coba atasi bersama. Ketika Tuhan mempertemukan mereka, Abrar menjadi ja...