Sepulang sekolah, Nindy membersihkan tubuhnya sebelum memutuskan untuk beristirahat. Ia merebahkan tubuh lelahnya pada kasur, merogoh earphone yang disimpan di nakas samping tempat tidurnya yang mungil.
Diputarnya lagu berjudul "Seperti Tulang" oleh Nadin Amizah, meresapi setiap bait musiknya. Baginya, musik adalah separuh hidupnya. Ada syair yang menenangkan, meski terkadang juga membuatnya terhanyut dalam alunan yang membunuh rasa sepinya.
Namun, alunan musiknya terhenti oleh notifikasi dari ponsel. Nindy segera memeriksa notifikasi tersebut dengan terkejut.
"Hah, siapa ini?" matanya terbelalak melihat notifikasi yang muncul bukan dari orang terdekatnya.
"Dapet darimana nomor gue? Pasti dari si bocil Resa nih. Gak bakal gue jajanin lagi," Nindy kesal dan melempar ponselnya ke tempat tidur.
☆☆☆☆☆
Hani Azizah──★ ˙ ̟🎀 !!
(Ibu Aresta & Nindy)
(Direktur Utama The Hotel's Atmaja)Tok tok tok
"Siapa?" tanya Nindy dari dalam kamar.
"Adek, makan dulu. Ibu tunggu ya," ucap Hani mengetuk pintu kamar Nindy.
"Iya, nanti adek kesana," teriak Nindy dari dalam kamar. Hani kembali ke dapur.
☆☆☆☆☆
Di ruang makan, Aresta terlihat sedang mengobrol serius dengan Hani.
"Masak apa, Bu?" Nindy memeluk ibunya dari belakang.
"Cepat duduk. Gue nungguin lo lama banget. Lagi ngapain sih di kamar?" tatapan Aresta malas.
"Ibu, abang ini nggak sabaran banget. Ingat dong kata ayah, harus jadi orang sabar. Kalau nggak sabar, mau pantat lo lebar, bang. Hahaha," ledek Nindy.
"Sudah, sudah. Abang dan adek, sekarang makan," titah Hani sambil menyiapkan makanan mereka.
"Ibu mah sama aja kayak abang. Huh, awas ya abang, kalau ada ayah, abang pasti kalah lawan gue," ucap Nindy sambil menyombongkan diri.
"Eh, ngomong-ngomong, kok ayah nggak pulang-pulang ya? Kayak Bang Toyib aja," tanya Nindy, mendadak bad mood.
"Ayah kapan pulang, Bu?" Nindy menatap wajah Hani, berharap mendapat jawaban.
Uhuk uhuk
Aresta tersedak makanannya mendengar pertanyaan Nindy.
"Adek..." lirih Hani menatap Nindy agar tidak membahasnya lebih lanjut.
"Ini diminum dulu, bang," Nindy menyodorkan segelas air putih kepada Aresta.
"Maafin adek," ucap Nindy murung.
"Adek, tidak apa-apa kalau tanya soal ayah. Tapi, lain kali, langsung tanya ke ibu ya," Hani berusaha menenangkan.
"Iya, Bu. Sekali lagi, adek minta maaf," Nindy menjawab pelan.
"Gapapa anakku. Simpan piringnya di tempat aja. Nanti ibu beresin. Sayang," ucap Hani lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembagi Arutala (ON GOING)
Novela JuvenilNindy dan Abrar adalah dua jiwa yang terluka, dipersatukan oleh takdir dan cinta yang penuh pengorbanan. Di balik setiap senyuman tersembunyi rasa sakit dan keraguan yang mereka coba atasi bersama. Ketika Tuhan mempertemukan mereka, Abrar menjadi ja...