Seperti biasa, Kevin yang duluan bangun untuk ambil sayur dan lauk yang digantung Bu Tum di pager. Dan pas balik ke dalam rumah agak lari soalnya dingin banget di luar, sementara Kevin cuma pakai boxer dan kaos oblong.
Sebagian ada yang sudah bangun, sebagian ada yang masih ngumpulin nyawa, ada juga yang ke kamar mandi buat buang air kecil dan cuci muka.
"Lah nasinya kering?" Tanya Juna kaget begitu buka rice cooker tapi isinya udah sisa kerak doang.
Kevin yang denger itu jadi makin cepat larinya. Sementara Gio yang ada di situ langsung bangun ngeliat rice cooker-nya.
"Jam berapa sekarang?" Tanya Gio ke entah siapa aja yang ada di situ.
"Jam tiga lewat tiga belas menit." Jawab Kevin.
"Yaudah masak aja dulu, keburu kok. Paling lima belas menitan aja." Kata Gio lanjut duduk lagi di meja makan dan main HP. Emang kerjaannya hanya merintah.
Tapi Juna gak mikir julid gitu, dia langsung ambil panci rice cookernya yang masih panas itu ke wastafel sambik teriak kepanasan.
"AHHH PANAS!!!" keluhnya sementara Sakala sama Kevin ketawa puas banget.
"Ada serbet loh di situ." Kata Sakala yang baru keluar dari kamar mandi.
"Gak kepikiran gue." Jawab Juna sambil nyengir dengan muka bantal dan rambut sarang burungnya.
"Yang lain belum bangun apa?" Tanya Gio ke orang-orang di situ.
"Udah gue bangunin, tapi gak tau tidur lagi apa engga." Jawab Kevin yang lagi nuangin sayur bening yang masih panas ke dalam mangkok besar.
Sakala bantuin masukin ayam goreng ke atas piring.
"Gi, tolong ambilin mangkok gede di atas dong." Kata Sakala ke Gio. Bukan karena dia gak bisa ambil sih, biar Gio gerak aja.
Gio nurut dan ambil mangkok yang disuruh.
Gak lama keluar Anggara dari kamar sambil kriyip-kriyip dan disusul Yoga yang turun tangga sudah seger. Rupanya dia cuci muka dulu.
"Ga, lo gak bilang kalo Bu Tum gak ngasih nasi dah." Kata Kevin.
"Hah? Gak ada nasinya?" Tanya Yoga panik.
"Iya gak ada," sahut Juna sambil masukin panci rice cooker ke dalam penanaknya dan mastiin udah dalam mode memasak.
"Sumpah gue gak tau. Kirain Bu Tum ngasih nasi juga." Kata Yoga.
"Gak ada ini lauk sama sayur doang." Jawab Kevin.
"Duh, maaf ye, Bang. Gue beneran gak tau." Kata Yoga beneran ngerasa bersalah.
"Gak papa, masih cukup waktunya juga." Sahut Sakala, "mending bangunin Adimas sama Tristan."
"Tristan gak pulang." Kata Gio nimpalin.
"Oh, yaudah Adimas aja."
"Siap, baginda." Kata Yoga kemudian langsung ngacir ke kamar Adimas yang disitu doang. Ternyata Adimas tidur lagi dalam posisi duduk.
Setelah ribet ngurusin sayur, lauk, teh panas dan segalanya. Nasinya mateng juga. Mereka langsung duduk di meja makan yang gak seberapa besar itu dempet-dempetan.
Makan berjalan dengan lancar sampai semuanya selesai. Gak begitu ribut kayak buka puasa soalnya sebenernya nyawa mereka gak semuanya kumpul.
Habis sahur ada yang langsung ke kamar dan lanjut tidur ada yang duduk-duduk di ruang TV dan balkon lt.2.
Oknum yang duduk di lt. 2 adalah Kevin. Tempat favoritnya walau beberapa kali harus kaget karena ulah makhluk tak kasat mata.
Kevin bawa botol minumnya ke balkon dan nelfon Aruna. Harusnya udah selesai sahur juga sih, soalnya udah jam 4.12.
KAMU SEDANG MEMBACA
2.0 HOME
FanfictionTiga Puluh Hari part 2 atau yang sekarang diberi nama 'HOME' akan menjadi cerita bersambung milik lokalantheboyz yang kedua. Kali ini masih akan sama, masih menceritakan keseharian mereka. Namun akan sedikit berbeda karena akan ada penambahan variab...