Bicara tentang Gio gak lengkap kalau gak bicarain tentang saudaranya dan Mamanya yang suka ngambek itu.
Selama internship ini Gio jarang banget pulang karena emang lokasinya lebih dekat sama kos. Dan dia males aja pulang. Kecuali Mama udah ngambek bilang kalau Gio udah gak sayang beliau lagi.
Maka dari itu dari sekian banyak hari puasa yang sudah dia lewati baru hari Jumat ke 3 ini Gio bisa pulang ke rumah. Soalnya Mama sudah marah-marah.
Pas dia pulang di rumah sepi banget. Cuma ada Devan yang lagi mengabdi sebagai mahasiswa skripsian. Papa belum datang, Yulio kerja, Dani juga kerja.
"Mama kemana, Dev?" Tanya Gio dari ambang pintu kamarnya Devan.
"Ada arisan RT. Ntar paling lu disuruh jemput." Jawab Devan sambil fokus ke laptopnya.
"Ogah, lu aja." Jawab Gio kemudian nutup pintu kamar adiknya.
Ini sudah jam 5 lewat. Sebentar lagi sudah waktunya buka puasa tapi belum ada persiapan apa-apa.
Gio nelfon Papa untuk minta beliin es kelapa di jalan. Katanya lagi kejebak macet, jadi bakal mepet buka datengnya.
Kemudian Gio nelfon Abang Dani untuk beli gorengan sama pisang ijo. Dia pengen banget pisang ijo udah dari kapan tau.
"CARI DIMANEEEE PISANG IJOOOOO???" Tanya Dani gemes.
"Gak tau, pokoknya gue nitip."
"Dih emang lu ye." Kata Dani yang gak tau akhirnya mau nyariin apa engga.
Kemudian dia nelfon Yulio untuk make sure dia ikut buka apa engga. Tapi ternyata dia lagi di Kupang sekarang. Pulangnya ntar malem palingan. Jadi Gio coret dia dari daftar yang harus beliin ini itu.
Ini posisinya Gio lagi duduk di ruang tamu pas nelfonin semua orang.
Terakhir dia nelfon Mama, nanya dia buka di rumah apa engga.
"Iya dong! Jemput Mama dulu, Mas. Ini di rumah Bu Ajeng. Kata si Mama.
"Devan ya yang jemput, Ma."
"Oh, jadi Mas Gio udah gak mau jemput Mama lagi?" Mulai deh senjata ibu-ibu.
"Ya nggak gitu, yaudah Gio jemput. Dimana kunci motor?"
"Di atas lemari sepatu."
Tapi Gio gak mau membiarkan Devan hidup dengan tenang sementara dia sudah merepotkan orang serumah. Maka dia naik ke kamar Devan untuk nyuruh anak itu cuci piring.
"Dev, lo cuci piring ya. Gue jemput Mama."
"Gue masih sibuk." Kata Devan tanpa noleh sedikitpun.
"Heh!"
"Ih, ntar sih, Mas. Biasa juga Mama yang nyuci." Keluh Devan sebel.
"Nih, ininih ciri-ciri anak jahat ke orang tuanya. Mama itu capek, buruan lo cuci. Sukur gue gak suruh lu jemput Mama."
"Ye, orang emang Mama maunya sama lo tadi bilangnya."
"Udah buruan sih. Ribet lo." Kata Gio galak.
Devan ciut juga. Soalnya dia emang paling takut sama Gio di antara semua kakak-kakaknya.
Setelah akhirnya Devan setuju walau sambil manyun-manyun. Gio pergi jemput Mama di gang sebelah.
Rumahnya lumayan jauh kalo jalan kaki, makanya Mama minta jemput.
"Sergio ganteng banget ya sekarang." Sapa Bu Tina yang sudah kenal Gio dari dia kecil.
Gio nya cuma ngangguk sambil senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
2.0 HOME
FanfictionTiga Puluh Hari part 2 atau yang sekarang diberi nama 'HOME' akan menjadi cerita bersambung milik lokalantheboyz yang kedua. Kali ini masih akan sama, masih menceritakan keseharian mereka. Namun akan sedikit berbeda karena akan ada penambahan variab...