17. berencana

294 47 17
                                    

Kangennya Kevin sudah di ujung tanduk banget. Dia beneran sepengen itu ketemu Aruna dan mengakhiri segala drama pacaran jarak jauh ini. Apa-apa jadinya gak terkomunikasikan dengan baik.

Mereka jadi kayak anak remaja lagi yang marahnya tuh karena ditinggal tidur duluan aja. Si cewek udah nungguin malam hari biar bisa chatting atau telfonan sama si cowok, eh si cowok malah tidur duluan gak pakai bilang.

Jadi kadang si Kevin kalau lagi capekkkk banget dan ketiduran dia bakal beralasan kalau dia lagi ngobrol sama temen-temennya dan HPnya mlmati karena habis batrai dan dia gak sadar. Soalnya biasanya Kevin bakal kebangun jam 1'an. Sungguh berbohong biar dia aman aja.

Mana si Aruna belakangan jadi kayak ada trust issue sama Kevin sejak kejadian drama perselingkuhan (yang gak selingkuh juga sih) waktu itu. Aruna jadi suka tanya-tanya Kevin jalan sama siapa, buka bareng siapa, temen kerjanya yang cewek itu siapa, sudah punya pacar apa belum dan lain-lain.

Tapi Kevin gak masalah, lebih baik begitu, Aruna tunjukin rasa gak percayanya jadi Kevin punya kesempatan untuk menjelaskan.

Lagian Kevin beneran sayang kok sama Aruna. Dia gak punya siapa-siapa lagi dalam kepalanya selain Aruna kalau masalah beginian.

Maka dari itu, sebenarnya Kevin mau merealisasikan kode-kode Aruna seputar menuju perjalanan ke hubungan yang lebih serius. Tapi dia belum punya tabungan yang cukup untuk itu. Karena dia baru kerja 2 tahun dan tabungannya baru beberapa aja.

Maka, kali ini rencananya Kevin mau ngejelasin ke Aruna posisinya dan opininya.

"Na, tabungan kita sudah berapa ya?" Tanya Kevin malam itu sambil merapikan meja belajarnya.

"Ntar aku cek dulu, emang kenapa, Kev?" Tanya Aruna balik sambil tiduran di kasur dan buka aplikasi mobile banking-nya.

"Mau diskusi sama kamu." Jawab Kevin.

Setelah beberapa saat Aruna jawab, "ada 78 jutaan nih. Kenapa?"

"Itu kan tabungan untuk KPR rumah ya. Gimana kalau itu dibagi dua sama biaya nikah?"

"Biaya nikah? Kita?" Tanya Aruna kaget.

"Iyaa, tapi ya gak sekarang sih, Na. Masih jauh banget biayanya sama tabungan kita." Kata Kevin.

"Kamu mau ngajak aku nikah?"

"Iyalahh, emang kamu gak mau nikah sama aku?"

"Ya mau sih..."

"Kok mau sih?"

"Enggaa, aku kaget aja gak ada angin gak ada hujan."

Kevin ketawa.

"Aku mau pakai acara surprise gitu ngajak nikah. Tapi keuangan ini kan kita kelola berdua. Jadi aku butuh persetujuanmu lah."

Aruna jadi terkekeh juga, "jadi rencanamu gimana?"

"Rencanaku pengen tabungan itu dibagi 2 sih. Setengah untuk DP KPR, setengahnya untuk biaya nikah."

"Jadi kita batal cari rumah nih habis lebaran?" Tanya Aruna. Soalnya tabungan mereka sudah hampir sampai di target DP KPR makanya mereka udah berencana nyari rumah.

"Iya kali ya, Na. Soalnya kalo dipikir-pikir pun punya rumah berdua tapi belum ada rencana mau menikah tuh jadi gamblang banget. Emang kamu yakin aku bisa jamin bakal berakhir sama kamu?"

"Sudah mau menikah aja orang bisa pergi, Kev."

"Nah, apalagi belum ada apa-apa kan?"

"Iya sih.."

"Jadi gimana?"

"Emang menurut kamu berapa biaya pernikahan?" Tanya Aruna ke Kevin.

"Aku kemarin tanya sama Mas Galih, katanya dia habis 150jutaan. Itu bukan nikahan yang megah gitu sih. Dia di gedung serbaguna aja. Tamu seribuan."

2.0 HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang