Adimas rasanya terharu banget soalnya akhirnya Ibu nyempetin untuk datang walau gak prepare apa-apa.
Ibu tentu aja gak tega gak ada yang datang di wisuda Adimas. Sementara waktu Gesa, semuanya datang dan well prepared banget. Walau pesanan kue lebaran masih banyak dan Ayah yang masih di rumah sakit. Ibu tetep milih untuk ke Jakarta nemenin Adimas. Anak bungsunya yang hebat itu.
Ibu tau betul kok kalau Adimas sudah berusaha agar segera lulus. Ibu tau segala pengorbanan Adimas. Maka dari itu, Ibu harus datang.
Ibu menyerahkan semua tanggung jawab di rumah ke Gesa dan semua pesanan ke ini orang yang bantuin Ibu.
Pas ke Surabaya pun Gesa yang gak seberapa lancar bawa mobil itu sok berani nganter Ibu pakai CR-V ke Surabaya. Walau diperjalanan Ibu selalu berdoa sih.
Maka dari itu, sekarang Adimas pusing karena dia harus ke GOR jam 6. Kalau jemput Ibu dulu, gak akan sempat.
Tapi karena Adimas orang baik dan teman-temannya ini orang baik. Maka Adimas minta tolong siapapun untuk jemput Ibu di stasiun.
Permintaannya diiyakan oleh Eric, "gue jemput besok. Lo ke GOR aja. Biar Ibu gue yang urus." Kata Eric mantap.
Jadi pagi ini Adimas udah ke GOR jam 6 kurang 15 menit, naik taksi. Karena bakal repot kalau bawa motor, apalagi motornya ini si Jameela.
Sambil terus kontakan sama Ibu, nanya sudah sampai mana, Adimas kumpul di barisan jurusannya.
Pas lagi ngobrol asik sama temen-temen, Adimas keingat Nona. Sejak semalam mereka udah gak kontakan soalnya Adimas ribet ngurusin Ibu dan penginapannya ntar. Gak mungkin Ibu nginep di kosannya. Walaupun pada akhirnya Ibu nginrp di guest house punya Pak Handy yang gak jauh dari kosan Adimas.
Cowok itu jalan ke barisan jurusan lain, mencoba mencari Nona yang seingatnya Nona bakal pakai gaun hitam. Tapi sekarang semua orang pada pake baju toga. Jadi gak keliatan.
Begitu lihat papan nama jurusannya Nona, dia langsung scanning satu persatu orang yang ada di sana. Sampai matanya berhenti di satu orang yang rambutnya digelung cantik dengan ornamen di sebelah kirinya sedang ngobrol dengan temannya dan ketawa cantik.
"Nona!!" Panggil Adimas dengan wajahnya yang berbinar.
Yang dipanggil noleh, kemudian tersenyum dan menghampiri Adimas.
"Mama sudah datang?" Tanya Adimas.
"Sudah sih seharusnya. Tadi udah dekat kabar terakhirnya." Kata Nona sambil lihat notifikasi di HPnya.
Sekilas Adimas lihat lockscreen Nona sudah ganti. Bukan lagi foto mereka. Tapi Adimas cuek, ya mungkin aja emang mau ganti. Bukan masalah sih.
"Mata lo kenapa? Bengkak gitu?" Tanya Adimas pas lihat Nona agak beda.
Nona agak gelagapan jawabnya, "eh iyaya? Padahal udah ditutupin make up." Jawabnya sambil ngaca di layar HP.
"Gak keliatan banget sih. Cuma gue aja yang bisa ngeh."
"Ngaco." Kata Nona sambil ketawa.
"Ibu jadi dijemput siapa?" Tanya Nona.
"Dijemput Eric sama Bang Naufal."
***
Di tempat lain Eric sama Naufal lagi bawa Ibu ke hotel tempat Gadis dan Erisa nginap. Alasannya adalah, Ibunya Adimas ini beneran datang ya datang aja. Gak pakai persiapan baju untuk datang ke acara gitu. Dia cuma bawa dress lebaran tahun lalu aja. Soalnya beneran semendadak itu.
Jadinya Gadis minta antar Eric ke rumahnya untuk ambil kebaya yang dia pakai wisuda tahun lalu dan beberapa alat make up yang gak dibawa Erisa. Untung jarak rumah Gadis gak sejauh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
2.0 HOME
FanfictionTiga Puluh Hari part 2 atau yang sekarang diberi nama 'HOME' akan menjadi cerita bersambung milik lokalantheboyz yang kedua. Kali ini masih akan sama, masih menceritakan keseharian mereka. Namun akan sedikit berbeda karena akan ada penambahan variab...