Pagi itu Eric bangun lebih pagi dari biasanya. Karena hari itu Eric akan ke Surabaya untuk nemuin Erisa.
Jam 8 pagi Eric sudah OTW diantar sama supir ke Surabaya. Sebenarnya hari ini Erisa lagi koas, tapi jam 3 nanti sudah balik. Jadi sembari nunggu, Eric bakal mampir ke rumah Eyang yang ada di Surabaya. Kebetulan sudah lama juga gak ketemu sama Eyang.
Tadinya Mami ngebet banget pengen ikut, tapi Eric gak mau. Soalnya dia mau main berdua sama Erisa aja. Jadi yaudah deh, dia pergi sama Pak Budi aja berdua.
Sepanjang jalan cuaca lagi bagus banget. Gak hujan dan gak panas. Jadi sempurna banget perjalannya hari ini.
Tujuan Eric ke Surabaya sebenernya mau bicarain masalah hari Sabtu nanti untuk ke Jakarta mau ambil mobil, sekalian ke acara wisudaannya Adimas.
Tentu saja acara wisuda ini cukup mentrigger emosi Eric. Yang masuknya bareng Eric masa wisudanya duluan. Eric juga jadi flashback. Puasa tahun lalu dia sempat ngobrol sama Adimas tentang masalah perkuliahan ini. Kalau Mami gak aware sama kesehatan mental Eric, mungkin sampai sekarang dia juga masih belum sestabil ini.
Kembali ke acara ambil mobil, sebenarnya Eric sudah telfonan sama Erisa membahas ini. Erisa setuju sih, tapi mungkin dia gak bisa ikut pulang naik mobil. Soalnya hari Senin dia harus masuk jam setengah 6. Jadi kemungkinan Eric bakal pulang sendiri atau mereka kembali ke Surabaya hari Minggu pagi.
Makanya akhirnya hari ini Eric ke Surabaya untuk membicarakan ini lebih serius. Sekalian jalan-jalan karena dia sudah mulai bosan di rumah gak ngapa-ngapain.
Perjalanan Malang - Surabaya ditempuh selama kurang lebih 2 jam. Akhirnya Eric sampai di rumah Eyang yang luas banget tapi maish bergaya jadul. Yang Eric suka dari rumah Eyang adalah, walau Surabaya panasnya kayak trial kit neraka, tapi rumah Eyang selalu dingin.
"Eyang..." Kata Eric setelah turun dari mobil dengan koper super kecilnya.
"Wes teko, Le?" Sahut Eyang dari dalam rumah yang sudah cantik.
"Sudah, Eyang. Gimana kabarnyaaaa???" Kata Eric sambil memeluk Eyang yang jauh lebih kecil darinya. Eric selalu semanja ini.
"Kabar baik, kamu sudah makan belum?" Tanya Eyang.
"Belum, soalnya kata Mami, Eyang bikin rawon."
"Iya dong, itu sudah jadi. Ayo ke dapur makan dulu." Eyang menuntun Eric ke dapur yang sudah ditata mejanya.
"Akung dimana, Eyang? Masih di Lombok?" Tanya Eric sambil jalan.
"Besok pagi pulang. Akung balik besok pagi sama Stella."
"Hmm, harum banget rawonnya, Eyang." Hidung Eric dimanjakan banget sama aroma rawon yang menggelegar kemana-mana.
Akhirnya anak itu makan dan ngobrol sama Eyang. Setelah itu Eric ke kamar tamu untuk istirahat sambil nungguin Erisa pulang.
Dari lantai 2 keliatan pemandangan sawah yang seger banget. Jadi Eric langsung kepikiran Nanaj.
Jujur Eric kangen banget sama Nanaj. Selama di sini, dia belum pernah video call sama Nanaj. Paling chatting aja.
Eric foto pemandangan dari kamarnya dan dia kirim ke Nanaj.
***
Eric ketiduran sampai jam setengah 4 ketika Erisa masuk ke kamarnya masih dengan jas snellinya.
Setelah beberapa saat ngumpulin nyawa, Eric mandi dan ikut Erisa ke kos-kosannya untuk akhirnya mereka pergi berdua.
Erisa ngajak Eric ke salah satu restoran andalan Erisa kalau lagi pengen makan pasta.
KAMU SEDANG MEMBACA
2.0 HOME
FanficTiga Puluh Hari part 2 atau yang sekarang diberi nama 'HOME' akan menjadi cerita bersambung milik lokalantheboyz yang kedua. Kali ini masih akan sama, masih menceritakan keseharian mereka. Namun akan sedikit berbeda karena akan ada penambahan variab...