Di siang itu kos-kosan 2 lantai berenang coklat muda terlihat sepi. Cuma ada suara TV yang pelan dan gemercik air keran yang gak bisa mati sepenuhnya karena sudah agak rusak. Semua warganya pada di kamar atau gak di tempat. Yang terlihat cuma Adimas di ruang TV yang lagi rebahan sambil ditemenin TV nyala.
Adimasnya lagi main game di HP dengan posisi rebahan di sofa dan kakinya naik ke sandaran sofa.
Siang itu yang ada di kos cuma beberapa, beberapanya pulang ke rumah. Itupun rencananya ada yang punya acara buka bareng di luar.
Lagi asik main, ada telfon masuk dari Ayah.
Ayahahaha is calling...
"Nggih, Yah." Kata Adimas.
"Le, lagi apa?" Tanya Ayah dengan suara yang lemes banget.
"Lagi rebahan. Gimana, Yah? Masih sakit?"
"Tadi Ayah dibawa Ibu ke rumah sakit. Sekarang lagi opname." Kata Ayah pelan.
"Astaga..." Adimas langsung duduk dan melipat kakinya di atas, "parah banget apa, Yah?"
"Sejak habis subuh makin gak enak rasanya. Kayak gejala DBD." Jawab Ayah.
Adimas langsung lemes banget.
"Kalo Sabtu nanti Ayah gak bisa datang gimana ya, Le?"
"Udah, gak usah mikirin wisudaanku. Yang penting Ayah sehat dulu aja."
"Nanti Ayah minta Mas Gesa aja ke sana ya?"
"Gak usah, Yah. Biar Gesa jagain Ayah aja. Ibu kan pasti sibuk sama pesanan kuenya."
"Terus nanti kamu sama siapa?"
"Banyak temenku di sini. Gak usah khawatir."
"Hhh, sepurane yo, Le."
"Apa sih, Yah. Santai aja. Wisuda doang, bukan nikah."
"Doain Ayah cepet sembuh ya. Siapa tau besok atau lusa sudah boleh pulang."
"Iya. Pasti aku doain. Ayah gausah mikirin aku loh ya. Kalo aku bilang gak papa berarti beneran gak papa." Kata Adimas sambil mainin kukunya.
"Iya... Hari ini puasa kan?"
"Puasa dong."
"Yowes, nanti pulang kerja, Mas Gesa yang kirim duit ya."
"Iya Ayah."
Setelah percakapan dengan Ayah selesai. Adimas kembali rebahan di sofa. Tapi dia gak lanjut main HP. Dia nonton TV walau isi kepalanya sedang berkelana.
Ya Adimas bukannya beneran gak apa-apa. Dia tentu aja tetap berharap Ayah sama Ibu bisa datang. Tapi dia juga harus paham kalau keadaannya gak memungkinkan.
Padahal untuk ada di titik ini, wisuda tepat waktu bahkan lebih cepat dari seharusnya ini Adimas cukup berdarah-darah. Tidur sampai jam 4 pagi, nginep di bengkel kampus, nginep di lab kampus. Bukan hal mudah, hanya demi bisa sesegera mungkin lepas dari jadi beban orang tua.
Tapi ternyata Ayah sama Ibu gak bisa datang. Gak bisa nyaksikan langsung nama Adimas disebut nanti apalagi dengan predikat cumlaude.
Adimas kesel tentu aja. Tapi dia mencoba buat nerima keadaan. Hidupnya gak berhenti di sini.
***
Jam 4 sore Arjuna sudah harum dan wangi. Di hari Minggu yang panas ini dia baru mandi jam 3 tadi. Soalnya sayang kalau mau mandi 2 kali di hari Minggu.
Alasannya sih sebenernya karena dia ada janji sama Meidy buat buka bareng.
Sejujurnya sih mau hari Sabtu, tapi kemarin Juna ada janji sama anak gen 3 di kantornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2.0 HOME
FanfictionTiga Puluh Hari part 2 atau yang sekarang diberi nama 'HOME' akan menjadi cerita bersambung milik lokalantheboyz yang kedua. Kali ini masih akan sama, masih menceritakan keseharian mereka. Namun akan sedikit berbeda karena akan ada penambahan variab...