NADA
Malam ini adalah malam terakhir kami berada di Jogja, kami memutuskan pergi ke Malioboro untuk membeli beberapa oleh-oleh.
Padahal, sudah seharian ini kami berjalan-jalan, tapi nggak ada rasa lelah sedikitpun. Mungkin ini memang daya magis nya kota Jogja.
Aku dan Masa Nala menjadi orang pertama yang tiba di penginapan tadi sore, sekitar jam 4 sore kami sudah selesai berkelana menikmati keindahan bangunan tua yang terlihat aesthetic itu. Apalagi kalau bukan Situs Warungboto.
Senang rasanya Jogja menjadi pilihan kami untuk berlibur. Kalau bisa sih aku mau menambah beberapa hari lagi untuk berada di sini.
Selagi menunggu yang lain bersiap, aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitaran penginapan—sendirian, di jalan Malioboro, duduk di bangku yang berada di pinggir jalan, menikmati suasana malam kota Jogja. Ah indah rasanya.
Ada banyak delman yang berlalu lalang, dinaiki oleh beberapa pengunjung. Lalu, ada juga penyanyi-penyanyi jalanan yang berkelompok. Menyanyikan lagu-lagu yang entah kenapa saat aku mendengarnya aku sangat terbawa suasana.
Salah satu lagu yang mereka nyanyikan adalah lagunya KLa Project yang berjudul Yogyakarta.
Ketika aku mendengar salah satu bait yang dinyanyikan, tiba-tiba aku bangkit dari duduk ku dan berjalan mendekat ke arah penyanyi itu. Suara merdunya seolah memberiku magnet untuk segera mendekat ke arahnya.
Tanpa sadar aku juga ikut bernyanyi dan badanku bergoyang ke kanan dan ke kiri mengikuti alunan lagu, sampai-sampai aku menjadi perhatian si penyanyi. Dan tanpa diduga, dia menarikku dari kerumunan, berniat untuk mengajakku bernyanyi bersamanya.
Awalnya aku kaget, tapi karena melihat keramahan si penyanyi akhirnya aku luluh juga. Aku tanpa malu-malu lagi langsung ikut bernyanyi bersamanya, beruntung aku sangat hafal dengan lirik lagu itu, jadi aku nggak malu-maluin banget, kan?
Selang beberapa menit akhirnya kami sampai di akhir lagu, aku dan si penyanyi saling tatap, waaah sudah seperti sepasang penyanyi yang memiliki chemistry ya kami berdua. Padahal baru bertemu beberapa menit yang lalu.
Setelahnya, tepuk tangan meriah terdengar di telingaku, dan mampu menyadarkanku dari khayalan bahwa aku adalah penyanyi sekelas Raisa.
Lalu, penyanyi tadi menyalamiku dan mengucapkan terima kasih, sebelum memuji suaraku yang katanya sangat merdu itu. Baru kali ini aku berani bernyanyi di depan umum seperti ini, biasanya aku hanya menyalurkan bakat terpendam ku itu di kamar mandi atau di kamar.
Aku juga nggak sadar, ternyata ketujuh rekan kerjaku juga berada dalam kerumunan, itu artinya mereka juga menonton pertunjukkan dadakan ku itu, kan? Astaga, aku malu sekali.
"Waaaah, Na. Suara lo bagus banget."
Itu kalimat pertama yang aku dengar setelah aku mendekat ke arah rekan kerjaku, pastinya itu adalah Mbak Rhea. Dia selalu jadi yang pertama dalam hal apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada & Nala [END]
Romance"Pagi, Mas. Mas sibuk nggak?" "..." "Kalau nggak sibuk bisa tolongin aku buat angkat barang?" *** Nada pikir pertemuan pertamanya dengan pria itu akan menjadi awal kisah cinta yang selama ini dia harapkan. Namun, siapa sangka justru teman dari pria...