NALA
Berangkat ke kantor biasanya gue bawa mobil sendiri kalau lagi males ngeluarin motor ala Dilan milik gue.
Tapi hari ini gue memutuskan untuk berangkat menggunakan jasa grab, karena gue datang ke kantor hanya untuk pergi lagi—menuju Singapore.
Dalam perjalanan nggak ada drama macet yang terjadi seperti yang biasanya gue alami, mungkin semesta berpihak sama gue hari ini. Mood gue juga dalam keadaan baguuuuus banget. Entahlah, ada hal baik apa yang gue alami sebelum tidur malam tadi.
Lima belas menit kemudian gue sampai di gedung berlantai sepuluh—kebanggaan gue.
Kantor cukup ramai hari ini, walaupun sekarang weekend. Sudah biasa juga sih melihat hal seperti ini saat weekend. Karena, kantor gue ini sistem kerjanya nggak menentu. Ada yang kebagian weekend kerjanya atau sebaliknya.
Setelah gue melangkah masuk, gue nggak lupa menyapa setiap orang yang berpapasan sama gue. Sudah gue bilang kan tadi, mood gue hari ini lagi bagus.
Gue menuju lobi untuk menemui seseorang yang sudah memiliki janji sama gue sejak tadi malam, janji ketemu di sana. Gue yakin dia udah sampai, karena gue tahu se-on time apa dia kalau sudah janjian.
Dan, saat langkah gue hampir sampai, gue lihat seseorang yang gue ceritain tadi nggak sendirian di sana. Ya, Nada sedang bersama seorang laki-laki. Gue nggak begitu mengenali sosok laki-laki itu, karena dia berdiri membelakangi gue.
Lalu, ketika gue sudah dekat dengan mereka berdua, laki-laki itu berbalik. Dan ... Naresh yang ada di hadapan gue sekarang. Benar, laki-laki itu adalah si kutub utara Naresh.
Heran, kok bisa-bisanya gue nggak mengenali rekan kerja gue sendiri. Padahal kita udah bareng-bareng sejak lima tahun yang lalu. Sepertinya ada masalah sama gue, nih. Gue cuma ingat rekan kerja gue yang perempuan, sejauh apa pun mereka gue pasti sudah mengenali mereka.
"Naresh?"
Dia hanya mengangguk, membalas sapaan gue dengan hanya tindakan kecil seperti itu memang Naresh banget.
"Ngapain lo?"
"Gue ikut kalian."
Seketika gue terkejut mendengar ucapannya. Ikut? Apa-apaan, nih.
Setelahnya, Naresh menjelaskan secara rinci alasan dia berada di sini dan ucapannya barusan yang mengatakan mau ikut dengan kami berdua.
Dia juga dapat tugas dari Pak Nuraga sepertinya. Baiklah, gue bisa apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada & Nala [END]
عاطفية"Pagi, Mas. Mas sibuk nggak?" "..." "Kalau nggak sibuk bisa tolongin aku buat angkat barang?" *** Nada pikir pertemuan pertamanya dengan pria itu akan menjadi awal kisah cinta yang selama ini dia harapkan. Namun, siapa sangka justru teman dari pria...