#15. "Dua puluh menit lagi ya, Na."

55 14 0
                                    

NADA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NADA

Aku di beri tugas untuk berdinas ke luar negeri dari atasannya Mas Nala-Manager Tim Marketing.

Sebenarnya ini kali pertama aku pergi ke luar negeri dengan orang lain-yang bukan keluarga sendiri. Tapi aku langsung mengiyakan tugas itu, karena semua ini murni untuk kerjaan. Aku yakin Ibu juga mengijinkanku untuk pergi.

Sesampai di rumah, aku langsung berbicara dengan Ibu dan Ayah mengenai tugas kerjaku yang mengharuskan aku pergi ke Singapore. Dan benar saja, Ibu dan Ayah langsung mengijinkanku tanpa drama seperti rekan-rekan kerjaku yang berulang kali mengingatkanku untuk selalu berhati-hati dengan Mas Nala.

"Boleh kok pergi kalau untuk urusan kerja."

Asal?

"Asal ... "

Tuh, kan? Ibu selalu ada ujungnya deh kalau mau memberi ijin.

" ,... Bawa ke sini rekan kerja yang mau berangkat sama kamu. Biar Ibu percaya."

Apa ini?

"Bu-"

"Nggak masalah, kan? Orang Ibu mau kenalan aja, kok."

Aku hanya mengangguk mengiyakan permintaan Ibu yang sebenarnya nggak bisa dibantah itu.

Akhirnya dengan sangat berat hati, aku menghubungi Mas Nala, memintanya datang ke rumah untuk bertemu Ibu. Ibu keterlaluan nggak, sih? Apa yang Mas Nala pikirkan nanti dengan permintaan Ibu itu?

Ponselku sudah berada dalam genggaman, tapi aku masih ragu untuk menghubungi Mas Nala, bagaimana ini?

Dan ... entah datang dari mana keyakinan ku ini, sekarang aku sedang menunggu dering telepon ku dijawab oleh Mas Nala. Dengan perasaan gugup aku menunggu suaranya menyapa, "Halo, Na?" Seketika aku semakin merasa gugup, telapak tanganku mulai basah.

"Halo, Mas."

"Iya, kenapa?"

"Lagi apa, Mas?"

"Baru selesai mandi, kenapa? Tumben telepon?"

"Hmm ... anu Mas ... itu ... hmm-"

"Na? Kenapa?"

"Itu Mas, Ibu mau ketemu. Mas bisa ke rumah sekarang, nggak?"

"Hah? Ibu? Mau ketemu? Sama aku? Kenapa?"

"Nggak kenapa-kenapa kok Mas. Cuma mau mastiin partner kerja aku ke Singapore itu orang yang Ibu kenal. Jadi Ibu nggak khawatir sama aku nanti di sana."

"Oh gitu-"

Aku mendengar Mas Nala bergumam cukup lama, aku makin gugup dibuatnya. "Dua puluh menit lagi ya, Na."

"Hah? Gimana?"

"Dua puluh menit lagi aku ke sana, ini mau siap-siap dulu."

"Serius? Nggak apa-apa Mas?"

Nada & Nala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang