NADA
Malam ini Mas Nala mengajakku berjalan-jalan untuk menikmati udara malam kota Singapore. Karena kemarin dia absen saat aku dan Mas Naresh kulineran, jadi Mas Nala bilang kali ini dia mau membayar ketidakhadirannya hari itu. Dan kali ini Mas Naresh yang nggak bisa ikut, katanya sih dia kelelahan. Soalnya, dia yang paling telat pulang kerja sore tadi.
Karena Singapore ini merupakan kota besar, jadi jalan kaki pun nggak ada salahnya.Kami berdua memutuskan untuk kembali berkuliner, karena memang kuliner adalah hal yang sangat wajib di explore.
Terutama aku yang suka sekali makan, rasanya kalau di tempat baru itu aku harus mencoba semua makanannya. Beruntung Mas Nala pun kurang lebih sama kayak aku, hobi nya mencoba hal-hal baru.
Saat makan kami berbicara apa pun yang ingin kami ceritakan, mengenai pertemuan Mas Nala dengan kedua temannya-yang aku tahu suami dari temannya itu pernah cemburu buta sama Mas Nala.
Aku ikut senang mendengar bahwa di antara keduanya sudah nggak ada kesalahpahaman lagi, semuanya sudah di bicarakan baik-baik malam itu. Mereka berbaikan dan akan segera memulai hubungan pertemanan yang baik.
Benar, kan? Aku bilang juga apa, mereka berdua-Mas Nala dan suami temannya-itu hanya perlu ketemu, duduk berhadapan, dan saling berbicara. Masalah sebesar apa pun akan terselesaikan kalau bisa dibicarakan, apalagi hanya karena kesalahpahaman.
Selama tiga puluh menit kami berdua memanjakan lidah kami oleh makanan-makanan yang di jajakan di sini. Lalu aku memutuskan untuk pergi dari sana dan mencari tempat lain yang bisa di nikmati. Kalau saja kami masih duduk di sana, bukan nggak mungkin aku berniat membeli makanan yang lain.
Hufh, padahal aku sudah berjanji pada Ibu untuk mengurangi nafsu makanku-yang kadang berlebihan-itu. Tapi mau bagaimana? Aku selalu mudah merasa lapar. Beruntung berat badanku masih di angka wajar.
Kelebihan kota Singapore dibanding kota lain adalah dari segi keamanan. Bisa dibilang Singapore adalah kota teraman di muka bumi. Jadi, aku dan Mas Nala memutuskan untuk berjalan-jalan di Helix Bridge.
Karena tempat itu lumayan jauh dari tempat kami berada sekarang, Mas Nala menyarankan untuk menaiki MRT.
Sesampai di sana aku sangat takjub melihat panoramanya, apalagi ditambah lampu-lampu gemerlap yang memberi kesan yang sangat indah. Di Helix Bridge, kami bisa melihat Marina Bay Sand dan ArtScience Museum-yang berbentuk bunga lotus itu-sekaligus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada & Nala [END]
Romance"Pagi, Mas. Mas sibuk nggak?" "..." "Kalau nggak sibuk bisa tolongin aku buat angkat barang?" *** Nada pikir pertemuan pertamanya dengan pria itu akan menjadi awal kisah cinta yang selama ini dia harapkan. Namun, siapa sangka justru teman dari pria...