Nada & Nala [END]

#1. "Hai, cantik."

NADA

Kenalin, aku Nada. Anak kedua dari dua bersaudara. Kakakku adalah pria tampan yang tinggal di New York, jauh dariku. Tapi hubungan kami berjalan layaknya kakak adik yang tinggal serumah.

Ibu dan Ayah sangat menyayangiku, begitu pun kakakku. Apa yang aku inginkan selalu dikabulkan, itulah alasan aku tumbuh menjadi perempuan manja. Tapi tenang, walaupun aku manja aku selalu dapat diandalkan.

Aku akan bercerita tentang hidupku, karirku, dan masalah percintaanku, semua yang ada pada diriku.

Dimulai dari ketika aku mencoba mencari pekerjaan baru, karena baru sebulan yang lalu aku berhenti dari pekerjaan lamaku. Sebulan menjadi pengangguran rasanya nggak enak banget, padahal aku jadi lebih mudah begadang, bangun siang, tapi tetap saja rasanya nggak enak.

Aku berinisiatif untuk mencari pekerjaan lain. Apapun itu, yang sesuai dengan keahlian ku sebelumnya. Aku mulai menjelajah di dunia maya, mencari lowongan pekerjaan yang cocok untukku.

Teman-temanku juga ikut merekomendasikan sebuah perusahaan padaku, setelah aku pertimbangkan, aku rasa nggak ada salahnya memasukkan lamaran ke beberapa perusahaan, agar aku masih punya harapan lain jika salah satu perusahaan menolak lamaran ku.

Tapi, ada satu perusahaan yang membuatku tertarik, aku rasa akan sangat menyenangkan jika bisa bekerja di perusahaan itu. Aku akan dapat pengalaman baru yang lebih hebat dari sebelumnya.

Blue Moon Company, ya itulah perusahaan yang membuatku tertarik. Blue Moon Company merupakan perusahaan yang bergerak di bidang website dan aplikasi e-commerce secara online. Blue Moon Company merupakan e-commerce yang menawarkan berbagai produk barang yang ditawarkan seperti pakaian wanita, pakaian pria, barang elektronik, alat rumah tangga dan kebutuhan olahraga.

Dengan segala keyakinan yang ada pada diriku, aku memberanikan diri untuk mengirim lamaran pekerjaan ke email perusahaan itu.

Semoga aku mendapatkan balasan yang sesuai dengan apa yang aku harapkan.

NALA

Hai, gue Nala. Pria paling menyenangkan di divisi Marketing. Semua orang mengakui itu, termasuk gue sendiri. Ruangan gue akan sepi seandainya nggak ada gue di sana.