#18. "Kangen aku, kan?"

57 15 0
                                    

NALA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NALA

Saat ini gue sedang bersiap-siap untuk bertemu pasangan suami istri Cala dan Keenan. Schedule yang bahkan nggak pernah gue rencanakan saat berada di sini.

Di hadapan cermin kamar apartemen, gue menatap bayangan gue sendiri. Melihat penampilan gue yang harus terkesan baik untuk acara makan malam. Beruntung gue membawa setelan jas, entah apa yang gue pikirkan saat memasukan setelan jas itu ke dalam koper saat packing beberapa hari yang lalu. Apa mungkin gue sudah ada feeling ya kalau pertemuan ini akan terjadi?

Sebelum pergi gue menyempatkan untuk menghubungi Cala dulu, memberitahukan ke dia kalau gue akan segera berangkat. Padahal, Cala berniat menjemput gue, tapi dengan sadar gue langsung menolak tawaran itu. Dan, gue menelepon itu juga untuk mengingatkan Cala kalau nanti nggak akan adegan pelukan saat gue datang, gue nggak mau suasana yang sudah dingin itu dibuat makin beku.

Sejenak, gue menatap lagi diri gue di depan cermin. Gue rasa, gue sudah cukup siap berhadapan dengan Keenan dan memperbaiki semuanya nanti. Ya, itu adalah harapan gue yang tulus dari hati gue yang paling dalam.

Namun, ketika gue mau melangkah menuju pintu keluar gue terlupa akan sesuatu. Gue lupa kalau Nada ngajak gue dan Naresh buat berburu wisata kuliner lagi. Gue lupa saking groginya mau ketemu Keenan. Nggak! Gue bercanda!

Dengan cepat gue menghubungi Nada, untuk mengatakan kalau gue nggak bisa ikut. Tiga kali gue menelepon Nada dan selalu berakhir dengan suara datar operator. Akhirnya, mau nggak mau gue harus mengirim pesan pada Nada, seenggaknya gue sudah bilang, kan?

Gue juga nggak lupa mengatakan langsung pada Naresh, gue minta dia tetap mengikuti ajakan Nada. Gue nggak mau Nada kecewa kalau keinginan dia tiba-tiba batal. Mood perempuan kan nggak terduga, nggak enak aja kalau di negara orang kayak gini ada adegan ngambek.

"Resh, jangan nggak jadi sama Nada. Kalian pergi berdua aja." Gue berteriak di depan pintu kamar mandi, karena Naresh sedang mandi. Niatnya sih gue mau menunggu sampai dia keluar, tapi dia lama banget jadi rencana itu gue batalkan.

"IYAAA, BERISIK!!!" Naresh menyahut dari dalam dengan berteriak, mungkin dia jengah karena pintu kamar mandinya gue ketuk berulang kali secara membabi buta. Salah sendiri gue ngomong nggak di respons, gue kira dia lagi bikin rencana buat bunuh diri di dalam sana. Astaga pikiran gue sudah di penuhi oleh adegan-adegan film nih kayaknya.

Akhirnya, gue melangkah keluar apartemen dengan perasaan lega. Gue sudah mempercayakan Nada sama Naresh, tampilan gue juga sudah oke, dan yang paling penting mental gue sudah benar-benar siap untuk bertemu dengan suaminya Cala.

 Gue sudah mempercayakan Nada sama Naresh, tampilan gue juga sudah oke, dan yang paling penting mental gue sudah benar-benar siap untuk bertemu dengan suaminya Cala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nada & Nala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang