NADA
Dua tahun sudah aku berada di New York, bersama Opa, Oma, dan Bang Ray.
Hidupku mulai berubah, aku sudah mulai bisa bernapas lega ketika tahu saat mengingat kejadian itu aku nggak lagi merasakan sakit. Luka itu, aku yakin perlahan sudah mulai sembuh.
Dua tahun berada di sini, aku sama sekali belum berencana untuk pulang ke Indonesia. Jadi, Ayah dan Ibu lah yang rela mendatangiku ke sini hanya untuk memastikan keadaanku.
Aku sudah mulai terbiasa, namun aku belum benar-benar lupa. Aku takut luka yang mulai sembuh ini akan terbuka kembali jika aku kembali ke tempat yang menjadi saksi bisu luka itu dibuat.
Sesekali aku masih menghubungi rekan kerjaku di Indonesia, terutama Mbak Rhea dan Mas Sakha. Aku seperti terikat dengan kedua orang itu. Berada jauh dari mereka kadang membuatku merasa kesepian.
Mbak Rhea yang selalu mengajakku jalan-jalan di hari weekend, dan Mas Sakha yang selalu memberikan perhatian-perhatian kecil layaknya kakak pada adiknya. Aku selalu berharap bisa bertemu dengan kedua orang itu lagi, aku benar-benar merindukan mereka.
Hari ini aku berencana untuk pergi ke minimarket yang berada nggak begitu jauh dari rumah, hanya berjalan kaki selama sepuluh menit. Karena tempatnya berada persis di depan komplek perumahan Oma.
Aku ingin membeli sesuatu, tapi aku kebingungan saat sudah sampai di sana.
Cukup lama aku berkeliling, mencari-cari apa tepatnya yang saat ini sangat aku butuhkan.
Sampai pada akhirnya aku menemukannya. Ya, di depan display makanan ringan lah aku berada sekarang. Pengangguran sepertiku memang mudah lapar. Aku selalu menyediakan makanan ringan di dalam kamar, takut kalau saja sewaktu-waktu aku merasa kelaparan di malam hari.
Sebenarnya aku sudah meminta ijin pada Bang Ray untuk mencari pekerjaan, tapi dia tegas menolak. Abang berkata, "My money won't run out just because your hobby is eating."
"Yes, my hobby is eating."
"Just stay at home."
"But, i'm bored."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada & Nala [END]
Roman d'amour"Pagi, Mas. Mas sibuk nggak?" "..." "Kalau nggak sibuk bisa tolongin aku buat angkat barang?" *** Nada pikir pertemuan pertamanya dengan pria itu akan menjadi awal kisah cinta yang selama ini dia harapkan. Namun, siapa sangka justru teman dari pria...