#10. "Na, pilihan kamu tepat deh."

65 13 0
                                    

NALA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NALA

Hari kedua di Jogja, kami memutuskan untuk mengunjungi salah satu destinasi wisatanya yang memukau. Pilihan kami jatuh pada Air Terjun Sidoharjo, yang terletak di Kabupaten Kulon Progo. Jaraknya hanya 31,6 km dari tempat kami menginap, jadi cuma menghabiskan waktu kurang lebih satu jam perjalanan.

Tempat ini kami dapat dari rekomendasi nya Kahlil, dia suka banget sama hal-hal yang berbau alam-ini salah satunya. Bocah petualang banget memang.

Tapi, kami juga nggak keberatan sih sama pilihannya itu. Karena kalau berada di kota tentu pemandangan asri kayak gitu sulit dijumpai. Kapan lagi bisa merasakan bersatu dengan alam setelah hampir setengah hidup gue berada di tengah kota yang padat penduduk, macet di sana sini, belum debunya yang ... wow luar biasa.

Setelah sampai di tempat, kami-khususnya gue-langsung terpikat dengan pesonanya yang indah itu bak surga dunia. Gilaaa, ada ya tempat indah dan keren kayak gini. Ke mana aja gue selama ini? Gue rasa, gue harus sering-sering lihat yang beginian deh biar nggak cepat tua karena stres dengan urusan kantor.

"Gilaaa, keren bangeeeeettt."

Tahu kan siapa yang heboh ini?

"Itu beneran air, kan?"

Dia masih heboh.

"Astagaaa, fotoin gue fotoin gue." Rhea langsung menyodorkan ponselnya pada Naresh, yang diperintah pun melotot seketika, mungkin dia nggak pernah menduga akan jadi fotografer dadakan. Siapa suruh deket-deket sama si cerewet itu. Mau ketawa aja gue, haha.

Nggak cukup satu kali, Rhea minta di foto sampai sepuluh kali, dengan gaya yang berbeda, dan angle yang berubah-rubah. Kalau menurut dia hasilnya kurang bagus, dia nggak akan segan untuk minta ulang. Naresh, bernasib sial hari ini.

"Na, main air yok!"

"Nggak, ah, nggak bawa baju ganti." Memang awalnya gue nggak niat sama sekali buat basah-basahan. Dan, gue jadi nyesel sekarang.

"Elahh, lo kan cowok. Telanjang aja."

"Goblok!!" Kahlil mengumpat pada Sakha, nggak lupa tangannya yang sudah mendarat di kepalanya Sakha.

Keempat perempuan yang mungkin tadi dilupakan Sakha langsung melongo, mendengar ucapan cabul dari Sakha.

Sakha sadar akan kebodohannya, dia langsung berusaha menjelaskan agar nggak ada yang salah paham, "Nggak-Sorry sorry, maksud gue tuh ... telanjang bagian atas aja." Dia tersenyum kikuk.

Padahal gue tahu, kalau nggak ada perempuan di sini dia pasti suruh gue buat telanjang-dalam arti yang sesungguhnya.

"Kebiasaan, ngomong dulu baru mikir!" Naresh menatap sinis pada Sakha.

"Kelepasan, sorry. Ya udah, lupain." Dia berjalan menjauh dari kami, menuju surganya dunia.

"Na, ayoooo." Sakha masih kekeh ngajak gue nyebur.

Nada & Nala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang