CHAPTER || DUA 🖤

7.4K 337 10
                                    

Tandai typo...

Happy reading!!!

☠️️🏴‍☠️☠️

Aca memasuki rumahnya dengan mengendap-endap, berharap semua orang sudah tertidur atau bahkan tidak pulang.

Baru menaiki beberapa tangga ia mendengar suara besar dan berat, membuat Aca meneguk salivanya takut.

"Habis dari mana?" tanya tegas Zidan Dava Alfareza, biasa dipanggil Dava, Abang dari Aca dan Vino. Aca membalikkan badannya perlahan, dapat ia lihat wajah cemas Dava walaupun di minim pencahayaan.


"Ekh bang Dava udah pulang," jawabnya tak menghiraukan pertanyaan Dava barusan. Aca menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung harus menjawab apa.

"Abang tanya dari mana!" Tegasnya membuat Aca menundukkan kepalanya dalam.

"Sirkuit." Dava menghembuskan nafasnya kasar, sudah sering ia memergoki Aca dan Vino yang pulang malam.

Dava menghampiri adeknya yang tengah menundukkan kepalanya, memeluk gadis itu sayang, "dek, Abang khawatir sama kamu," ujarnya seraya mengelus rambut panjang Aca.

"Sekarang tidur gih besok sekolah juga kan." Aca menganggukkan kepalanya, ia menuruti perintah Dava untuk segera tidur.

Ditempat lain kini Vino masih berada di cafe dengan inti Dark Wolf. Vino melirik jam yang ada ditangannya menunjukkan hari sudah mulai larut.


"Aca dirumah sendirian, lo gak mau balik bang?" Vino menoleh ke arah Alan, lalu menghembuskan nafasnya lelah.

"Dirumah ada Dava," ujarnya seraya memejamkan matanya.

"Ck, maksud Alan tuh lo disuruh balik terus liatin keadaan doi-nya," goda Austin pada Alan. Dari dulu Alan selalu memberikan perhatian lebih kepada Aca, tapi Alan selalu mengelak saat ditanya menyukai Aca apa tidak.

"Lo suka sama adek gue?" tanya Vino dengan diiringi kekehan kecil.

"Ya iyalah bang, emang lo gak nyadar sama perhatian yang Alan kasih sama Aca." Bukannya Alan yang menjawab, melainkan Akmal.

Mereka tertawa melihat wajah merah Alan, entah itu marah atau malu.

Drrtt...

Vino meraih ponse yang berada di depannya. Ia melihat nama yang tertera pada ponselnya, membuatnyw  menghembuskan nafas kasar.

"Pulang," ucap tegas seseorang dari sebrang sana.

"Aca udah tidur bang?" tanyanya mengalihkan topik pembicaraan.

"Udah. Sekarang lo pulang"

"Iya iya"

Tutt..

Vino mematikan panggilan secara sepihak, malas mendengar ocehan Abangnya.

"Gue balik dulu"

COMPLICATED || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang