CHAPTER || DUA PULUH 🖤

2.5K 104 1
                                    

Tandai typo...

Happy reading kawand!!

☠️🏴‍☠️☠️

Setelah dua jam pergi, akhirnya Aca dan Akmal kembali dengan wajah senang.

"Dari mana kok lama banget?" Baru saja mendudukan dirinya disofa, Aca sudah mendapatkan pertanyaan dari Bara.

"Gak ada cafe yang buka disekitar sini, jadinya makan dicafe yang agak jauh," alibi Aca, padahal mereka berdua tadi mampir kerumah Aca lalu tiduran disana.

"Gak mau tau Ca, pokoknya besok lo harus traktir gue." Aca hanya mengedikkan bahunya acuh mendengar keluhan Akmal.

"Kenapa?" tanya Ady menimpali

"Habis duit gue dirampok sama Aca." Aca yang dituduh pun tak terima.

"Enak aja lo, emang lo mau dikatai gak ada harga dirinya? masa jalan sama cewek, ceweknya yang bayar. Malu sama batang nyet." Yah seperti itulah Aca, jika jalan dengan cowok ia tak mau bayar, katanya sih biar si cowok ada harga dirinya hehehe.

"Iya deh iya lakik mah selalu ngalah"

"Yaiyalah cewek selalu menang," bangga Aca pada dirinya sendiri.

"Karena lo tadi gak belajar sekarang lo berdua harus belajar," ucap Arya. Masih ingat Arya? yang waktu mereka war yang nyuruh Aca pulang karena cewek sendiri.

"Ekh enak aja kitakan mencukupi kebutuhan ya gak Ca?" Aca mengangguk setuju dengan ucapan Akmal.

"Besok gue gak mau contekin lo Mal," ujar Alan santuy membuat Akmal melototkan matanya tak terima.

"Hahaha muka lo kek orang kesurupan mal." Tawa Ezra pecah melihat wajah Akmal.

"Anjir lo, kalo ngomong suka benar aja sih Ra," timpal Danu ikut tertawa.

"Gak papa masih ada Aca," tenang Akmal melirik Aca sekilas.

Aca hanya diam tak menanggapi ucapan Akmal, mereka yang melihat itupun sontak tertawa kencang.

"Kok lo gitu sih Ca sama temen sendiri," ucap Akmal mendramatis.

☠️🏴‍☠️☠️

Hari ini hari terakhir anak SMA Ganesha melakukan ujian kenaikan kelas. Waktu memang serasa sangat cepat, setelah ini pasti Vino juga akan sibuk dengan kuliahnya, sedangkan Aca juga akan disibukan oleh kegiatan kelas dua belas. Aca berjalan menuju kelasnya dengan malas, beberapa hari ini Bara juga susah untuk keluar dengannya.

"Kenapa?" Aca menoleh kebelakang melihat siapa yang menepuk pundaknya ternyata Alan.

Aca tersenyum tipis, "gak papa." Aca kembali melangkahkan kakinya menuju kelas.

Dapat Alan ketahui kalau Aca sebenarnya tak bersemangat akhir akhir ini, ia juga tak tahu apa alasan Aca menjadi murung, padahal dua Minggu lagi Aca ulang tahun.

Kringgg...

Beruntung hari ini tidak Pak Anam yang mengawasi ruangan Aca, jika ada, maka pak Anam akan menceramahi mereka panjang lebar.

Guru datang membagikan lembar soal pada para murid, tak ada yang membuka suara saat ujian berlangsung. Akmal kali ini lebih serius dengan soal-soal didepannya. Begitupun Aca, ia mengerjakan soal tanpa menoleh ke kanan dan kiri.

COMPLICATED || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang