CHAPTER || LIMA PULUH 🖤

2.8K 112 12
                                    

Tandai typo...

Happy reading!!

☠️🏴‍☠️☠️

Malam ini anak Dark Wolf dikejutkan oleh kabar yang Rio berikan. Sebelumnya Rio dan beberapa anggota lainnya mengintai anak Mortal Enemy. Rio bilang leader Mortal Enemy tidak berani mengusik ketenangan Dark Wolf karena ayahnya bekerja dibawah naungan keluarga Daniel.

Wafi Mahendra leader Mortal Enemy, kehidupannya tidak seperti anak motor lainnya. Jika biasanya leader geng motor merupakan anak dari konglomerat maupun pebisnis ternama itu tidak terjadi pada Wafi, ia hanya anak seorang karyawan biasa. Ibu dari Wafi sudah meninggal beberapa tahun lalu karena menderita penyakit gagal ginjal. Wafi merupakan anak kedua, ia mempunyai kakak laki laki yang saat ini tengah bekerja di perusahaan Dhira. Sedangkan ayahnya dia bekerja di salah satu cabang perusahaan milik Daniel.

Sampai sini kita sudah paham, Wafi tidak berani mengusik Dark Wolf karena leader Dark Wolf dulu adalah anak dari atasan ayah dan kakaknya. Dan sekarang pun begitu, Wafi tidak berani mengusik karena leader-nya adalah menantu dari atasan ayah dan kakaknya.

"Pantesan dari dulu Dark Wolf aman aman aja," kekeh Aca setelah mendengar penjelasan temannya.

"Yaudah gak usah diganggu, gak penting juga," ujar Alan. Karena geng ini dibangun bukan untuk membuat rusuh yah walaupun ada yang tidak suka dengan geng ini.

Dark Wolf sudah berdiri dengan enam kepemimpinan dan selama itu pula Dark Wolf tidak pernah mencari masalah terlebih dahulu.

"Pulang yuk Yang udah malam," ajak Alan pada istrinya.

"Dih udah malam katanya," celetuk Ezra menimpali.

"Nanti ah aku masih mau main," elak Aca masih sibuk tertawa dengan Akmal.

"Pulang!" ucap Alan dengan wajah datarnya.

"Kamu kalo mau pulang, pulang aja aku nanti," ujar Aca yang sudah jengah dengan Alan.

"Eh Ca lo pulang aja sana, dari pada suami lo marah marah," bisik Akmal yang ada di sebelah Aca.

"Oh lo ngusir gue?" tanya Aca dengan suara tinggi.

"Enggak gitu astaghfirullah, gedek gue nyet," racau Akmal frustasi.

"Pulang Lan," ajak Aca langsung menghampiri Alan dan meraih ponsel serta jaketnya.

"Balik dulu," pamit Alan pada teman temannya.

Seperti biasanya Aca memakai motornya sendiri. Setelah sampai di rumah Aca langsung merebahkan tubuhnya di kasur.

"Huh capek"

"Yang pengen"

"Sudah kudugong sih," gumam Aca pelan.

Tak memperdulikan ocehan Alan, Aca mengganti pakaiannya dengan kaos over size dan hotpants, kebiasaan tidur Aca, tak suka memakai piyama, ia lebih suka dengan kaos biasa beserta hotpants yang menurutnya sangat nyaman. Setelahnya Aca merebahkan tubuhnya lagi.

"Yang mau lagi yah," rengek Alan terdengar menjengkelkan bagi Aca.

"Lan ngantuk tau," kesal Aca.

"Kan ka-"

"Ini aja," ucap Aca membuka kaosnya dan memperlihatkan dua gundukan yang begitu menggoda.

COMPLICATED || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang