CHAPTER || EMPAT PULUH LIMA 🖤

2.5K 105 6
                                    

Tandai typo...

Happy reading!!

☠️🏴‍☠️☠️

Akmal mendengus sebal, padahal ia sudah berbaik hati untuk menolong Alan membelikan salep, namun saat sampai di rumah sahabatnya itu ia mendapati pasangan suami istri muda itu tengah berciuman. Nasib jomblo ngenes amat ya...

"Hehe sorry Mal, kan gue gak tahu kalau lo udah datang," ucap Aca tak enak plus malu.

"Seharusnya tuh dia yang minta maaf karena udah datang disaat yang tidak tepat," cela Alan membuat Akmal melototkan matanya.

"Dih makin kesini makin nyebelin lo Lan. Untung leader gue, kalau kagak udah gue bantai lo," ucapnya lirih diakhir kalimatnya.

"Eh iya sekarang anak anak gimana? udah lama gue gak kesana," tanya Alan sekedar memastikan.

"Ya kayak biasanya"

"Mal lo udah makan?" tanya Aca sekedar basa-basi.

"Eh mau ngasih makan?" tanyanya antusias.

"Yaudah sana di dapur ambil sendiri"

Akmal hanya mendengus mendengar usiran Alan, anehnya Aca tak ngegas padanya melainkan Alan.

"Temenin ganti baju yuk"

"Dih ngapain"

"Temenin doang yuk Yang." Aca mendengus mendengar permintaan Alan. Tapi ia juga menurutinya.

Sampai dikamar Alan masih tak mau melepaskan genggaman pada tangannya.

"Lan lepas dulu tangannya katanya mau ganti baju"

"Udah gini aja biar cepet sembuh," rengek Alan memelas.

Aca menunggu Alan diruang ganti yang hanya dibatasi oleh tirai yang tebal, sebenarnya ada pintunya tapi karena tangan mereka bertautan jadinya pintu itu terbuka dan hanya ditutupi oleh tirai.

Setelahnya Alan keluar dengan baju yang berbeda, walaupun agak kesusahan tapi Alan tetap saja tak mau melepaskan tautan tangannya.

"Udah?" tanya Aca pada suaminya yang tengah tersenyum menatapnya.

"Yuk kebawah," ajak Alan yang langsung diangguki oleh Aca.

Aca menatap sekeliling namun tak ada Akmal dimana mana. Aca mengajak Alan untuk melihat keadaan dibelakang rumahnya.

"Mal ngapain"

Akmal menatap kedua sahabatnya dengan senyum, tapi senyumnya kali ini berbeda dari biasanya, jika biasanya tengil sekarang seperti menahan luka.

"Mal kenapa?" tanya ulang Aca tak tega melihat raut wajah Akmal yang seperti menahan beban.

"Gue nanti malam nginep di sini ya," ujar Akmal dengan wajah yang dibuat semelas mungkin.

"Dih ngapain?"

"Ah elah Lan kali aja yah"

"Dirumah Kenan aja, Mommy sama Dafdy masih diluar kota," saran Aca.

"Hahaha tegang amat, takut ketahuan desahnya kekerasan?" ujarnya menaik turunkan alisnya.

"PERGI GAK LO MAL DARI RUMAH GUE!!" teriak Aca keras.

COMPLICATED || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang