CHAPTER || LIMA PULUH ENAM 🖤

2.2K 117 3
                                    

Tandai typo...

Happy reading!!

☠️🏴‍☠️☠️

Setelah kejadian tiga hari yang lalu dimana Aca bertemu dengan Mommy Dhira di mall, Alan tak membantu Papanya dikantor. Karena keadaan Aca pun semakin memburuk.

Bahkan sampai saat ini, Aca belum mau bertemu dengan keluarganya. Sedalam itu luka Aca, karena kesalah pahaman, mungkin.

Bahkan siang ini pun Aca tak mau makan, dengan alasan tidak lapar. Alan semakin dibuat gelisah lagi saat Mommy Dhira keluar kota dengan Daddy Daniel kemarin sore.

Bisa dibilang Aca sangat egois dan keras kepala. Tapi yah itulah sifat Aca. Karena sedari kecil semua yang ia inginkan selalu terpenuhi. Dan kasih sayang pun berlimpah ruah ia dapat, walaupun orang tuanya jarang dirumah.

Prangg

"Aku bilang gak mau yah gak mau!" sentak Aca karena Alan terus saja memaksanya untuk makan.

"Kamu bisa gak sih dengerin penjelasan mommy dulu?" ucap Alan dengan nada yang tak kalah tinggi dari Aca. Baru kali ini Aca mendengar Alan membentaknya.

"Jangan kayak anak kecil tahu gak? didalam perut kamu juga ada anak aku yang butuh asupan," sambung Alan, frustasi.

"Apa? gak suka? silahkan pergi!" Dan lihatlah, Aca sudah mulai kehilangan akal sehatnya karena pikirannya sedang diselimuti oleh rasa benci dan amarah.

"Sayang plis jangan kayak gini," lirih Alan.

"Aku juga gak mau kayak gini Lan. Aku mau untuk gak mikirin itu semua, tapi selalu kepikiran terus. Akh bangsat emang"

Alan mendekap tubuh Aca erat, menyalurkan kekuatan untuk istrinya. Semenjak kehamilannya, Aca sangat sensitif, bahkan kesalah pahaman ini menjadi besar karena Aca tak mau mendengar penjelasan dari siapapun.

"Sayang udah yah"

"Aku belum bisa berhenti hiks, pengin mukul akhh bangsat pengen bunuh," racau Aca.

"Ssstt gak boleh ngomong kayak gitu lagi"

"Hiks jahat hiks hiks momphhh"

Karena gemas dengan ocehan istrinya, Alan membungkam bibir Aca dengan bibirnya. Ciuman Alan lama lama menuntut, Aca pun membalasnya. Alan melepaskan ciumannya saat tangan Aca mulai memukul dadanya.

Aca kembali memeluk Alan, dan tangisnya pun pecah begitu saja, "Lan, gimana cara lupainnya? aku mau buat gak benci tapi aku sakit hati banget hiks"

"Jangan nangis lagi sayang, aku gak tega sama kamu dan baby-nya"

"Tapi kamu harus temenin aku terus," ucap Aca menciumi leher Alan.

"Yang, ihh jangan diciumi kayak gitu"

Aca terkekeh mendengar ucapan Alan yang semakin berat. Aca tak memperdulikan ucapan Alan yang melarangnya untuk tidak menciumi lehernya, ia malah semakin gencar.

"Sayang, aku terkam loh"

"Ihh ya jangan dong," ucap Aca memajukan bibirnya.

COMPLICATED || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang