Ratu Caper

116 88 5
                                    

Ku raih sisir yang tergeletak di atas meja riasku lalu mulai menyisir rambut hitam sebahuku itu. Selanjutnya aku beralih pada ponselku yang tergeletak diatas ranjang.

Karna merasa bosan ku tekan aplikasi warna hijau dan terpampanglah jejeran chat yang menurutku tidak begitu penting, seperti chat dari group kelas, group aku, Karin dan Ica, dan chat tidak penting lainnya.

Namun sebuah pesan menarik perhatianku, pesan yang dikirim dari nomor yang tidak dikenal juga tanpa foto profil.

Karna penasaran akhirnya ku buka chat itu, dan terpampanglah sebuah chat:

+62***** : Sv Yudha

Entah ada apa denganku, setelah membaca pesan singkat itu membuat kedua ujung bibirku terangkat dan membentuk sebuah senyum tipis.

***

Setelah membalas chat dari Yudha dan menyimpan kontaknya, ponselku bergetar menandakan adanya sebuah panggilan masuk.

"Paan? " Tanyaku pada sang penelepon.

"Buku lo nih ketinggalan di kamar gue" Ku acak-acak sususan buku di meja belajar untuk memastikan apa yang diucapkan sang penelepon di seberang sana benar.

"Yaudah, lo anterin gih kerumah gue"

"Kalo butuh ambil sendiri"

Tutututtt...

Tanpa aba-aba lagi telepon dimatikan sebelah pihak oleh sosok di seberang sana.

"Huuhhh"

Aku mendengus kesal lalu beranjak dari kamar untuk mengambil benda yang tertinggal itu.

***

"Mana? " Tanyaku tiba-tiba sembari mendobrak kasar pintu kamar Nabil. Sepertinya dia kaget.

"Gada anggun-anggunnya ya lo jadi cewek"

"Duhhh, berisik. Mana buku gue?" Tanya ku ulang sembari menyodorkan tanganku didepan wajah menyebalkan itu.

"Gue kagak bakal kasih buku lo, kalo lo mintanya kek gitu"

"Yaudah, besok juga bakal lo bawain ke sekolah" Aku membalikkan badan berniat meninggalkan cowok dengan nama Nabil itu.

Karna aku sudah sangat hafal sosok Nabil yang ujung-ujungnya akan mengalah juga.

Seperti dulu juga pernah terjadi kejadian seperti ini yang ujung-ujungnya bukuku ia bawakan ke kelas. Itu malahan sangat membantuku karna meringankan tasku.

"Nih" Sebuah buku paket matematika lengkap dengan buku catatan milikku ia sodorkan.

"Nah gitu dong, kan jadi ganteng" Pujiku asal dan langsung meraih buku itu.

"Gue balik dulu ye"

"Nab lo ada kerjaan kagak?" Pertanyaan itu membuat langkahku terhenti di ambang pintu kamar Nabil.

"Gada, free gue. Napa? "

"Temenin gue beli komik mau kagak? "

"Sekarang? "

"Yaiyalah, masa tahun depan"

"Yaudah, lo duluan ke bawah tar gue nyusul" Nabil bangkit dari kursinya dan menuju kamar mandi.

Dengan langkah santai aku menuruni anak tangga dan menemukan bunda yang tengah menonton sinetron di ruang keluarga dengan Bintang yang sudah terlelap disampingnya.

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang