Jum'at Pagi Tanpa Nabil

86 79 4
                                    

Ku buka pintu kamar dengan bahan dasar kayu jati itu, pemandangan pertama kali yang aku lihat adalah sosok cowok yang sudah sangat familiar dimataku.

Nabil, ia meringkuk dibalik selimut dengan seprei bermotif kotak-kotak hitam disana.

Dengan langkah pelan aku memasuki ruang tempat tidur itu dan meletakkan sekantung buah-buahan serta satu cup alpukat kocok di atas meja belajar Nabil.

Satu demi satu ku langkah kan kakiku hingga berdiri tepat di pinggir ranjang.

Perlahan aku duduk di samping ranjang dan menatap raut wajah Nabil yang benar-benar menunjukkan bahwa ia tengah sakit.

Tanganku terulur untuk menyentuh dahinya, aku ingin tahu seberapa panas suhu tubuh cowok itu.

Dengan satu sentuhan lambat membuat mata Nabil yang sebelumnya tertutup rapat kini perlahan terbuka.

Tatapan itu, tatapan yang lima hari ini tidak ku lihat di ruang kelas, sosok yang sudah lima hari tidak pergi dan pulang sekolah bersamaku.

"Nabila? "

"Gimana keadaan lo Bil? "

"Baik-baik aja gue mah"

"Boong dosa loh"

"Gue kagak boong jubaidah"

"Sok-sokan sehat idih"

"Emang gue sehat"

"Mata lo sehat, wajah lo jelas-jelas pucat gitu" Aku menunjuk wajah pucat pasi menyebalkan itu.

"Gue bawa sesuatu buat lo nih Bil" Aku mengambil bungkusan plastik yang tadi ku bawa dan meletakkannya dihadapan Nabil.

Aku mengeluarkan satu cup alpukat kocok dan memberikan menu berbahan utama buah alpukat itu kepadanya.

"Taraaa!, alpukat kocok spesial untuk Nabil!" Ku angkat tinggi-tinggi cup itu.

"Alpukat kocok? "

"Iya"

"Cih, gue kira ketoprak mang Asep"

"Dih, kalo lagi sakit kagak boleh makan yang kek gituan tau"

"Boleh-boleh aja kalo gue mah"

"Udah nih lo coba dulu dah. Ini nih alpukat kocok favoritnya gue"

"Gak!, alpukat kocok mah seleranya lo bukan gue"

"Yaudah buat gue aja"

"Eitss, kok lo yang ambil sih. Kan lo kasih buat gue"

"Tapi lo nya kagak mau kan?, salah sendiri"

"Walapun gue kagak mau tapi ini tetep milik gue, jan asal comot aja lo mah"

Nabil menjauhkan tanganku dari buah-buahan dan cup alpukat kocok yang aku bawakan tadi. Aku menatap sinis cowok aneh itu.

"Buahnya gue terima, terus untuk alpukat kocoknya gue kasih buat bik Ina"

Bik Ina adalah asisten rumah tangga di rumah Nabil, seperti bik Iyem kalau di rumah ku.

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang