Tidak terasa libur yang membosankan sudah usai, jangan berfikir kalau selama libur aku bersenang-senang. Tidak ada hal yang aku lakukan, semuanya hanya rutinitas seperti manusia yang hidup pada umumnya. Bernafas, hanya hal itu yang tidak bosan untuk aku lakukan tiap harinya.
Dan hari ini adalah hari pertama aku di kelas duabelas, aku tidak terlalu mementingkan predikat yang sekarang sudah menjadi senior di Bina Bangsa, mungkin Dina dan Flora yang sangat amat gembira karena sudah menjadi kakel.
Ku tatap lekat tulisan SMA BINA BANGSA yang terpampang besar di atas gerbang sekolah, rasanya seperti sangat berat untuk aku melangkahkan kaki memasuki wilayah sekolah menengah atas itu.
"Melamun aja nak?" Suara Pak Anton yang datang tiba-tiba sukses membuat aku terkejut. Ku lirik pria itu sekilas.
"Mager Pak" Jawabku singkat.
"Hari pertama masuk sekolah mah harus semangat dong, kek saya nih semangat polll!!" Pak Anton mengangkat tangannya ke atas seperti tengah menunjukkan otot di lengannya itu.
"Iya harus semangat" Aku tersenyum, memaksa menarik kedua sudut bibirku agar dapat membentuk sebuah senyuman.
"Nah, gitu dong" Pak Anton ikut tersenyum dan memamerkan deretan gigi rapinya.
"Nabila masuk dulu ye pak" Putusku kemudian dan melangkah memasuki halaman Bina Bangsa.
***
"Gila sih, lo harus dengerin berita dari gue Nab" Ica yang baru saja datang langsung menghampiri aku sambil berlagak sok penting, seakan-akan berita yang ia bawa memang sangat penting untuk aku dan bahkan sangat berpengaruh dengan kelangsungan hidupku.
"Tinggal ngomong aja napa dah, heboh banget hidup lo" Ucapku sewot.
"Iya tuh, ribet" Sambung Karin.
"Dengerin gue nih ye, dengerin"
"Iya!!, kita dengerin Caa!!" Ucap Karin yang sudah emosi.
"Lo pada udah liat instastorynya si Nabil belom?" Tanya Ica kemudian tanpa menghiraukan emosi Karin.
"Belom, ngapain juga gue kepo sama instastorynya si nolep, palingan hal-hal bosen yang bikin gue eneg" Ujar Karin seakan-akan sangat tidak tertarik dengan berita yang dibawakan Ica.
"Ini beda Rin, beda banget. Nabil post foto cewekkkk!!" Ica histeris seperti baru saja menyampaikan hal yang dapat merubah masa depan Karin yang suram manjadi terang.
"Demi apa?" Tanya Karin tidak percaya dengan ucapan Ica.
"Cek aja sendiri, kagak percaya amat dah lo jadi manusia" Ica menyuruh Karin melihat sendiri apa yang baru saja ia sampaikan itu.
"Iya iya, sewot amat lo dah"
Tanpa menghiraukan Ica lagi, buru-buru Karin langsung mengotak atik ponselnya untuk melihat instastory Nabil seperti yang dikatakan Ica.
"Anjirrr, gila si nolep udah berani publish. Nih cewek juga kagak jelek-jelek amat dah"
Karin langsung berkomentar setelah melihat instastory Nabil yang di sana terpampang foto Nabil bersama Diva, tampak sangat bahagia dengan senyum di kedua bibir itu.
"Gak cuma ini Karinnnn, tadi pas di gerbang gue lihat Nabil bonceng nih ceweeee" Ica tampak histeris, seperti melapor kepada atasannya kalau wilayah mereka akan diambil alih oleh penjajah.
"Nih bumi pasti lagi sakit sumpah, masa iya si nolep dapet pasangan dan gue kagak?" Karin merengut seperti tengah marah dan protes kepada tuhan, seakan-akan tuhan tidak adil kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang
Teen FictionRumah yang berdekatan dan orang tua yang akrab membuat persahabatan aku dan Nabil semakin erat. Hingga menginjak usia remaja, sosok baru datang di antara kami dan membuat persahabatan kami renggang. Namun tak cukup sampai di situ, Nabil yang terny...