"Ini semua gara-gara kamu!, kenapa sih kamu pake acara kek jadi pahlawan kesiangan buat aku segala?, biar dibilang keren gitu?!" Teriakku di depan wajah Yudha dengan nada setinggi mungkin.
"Nab, semua ini aku lakuin karna aku sayang sama kamu" Yudha memegang kedua bahuku untuk meyakinkan aku mengenai apa yang ia ucapkan.
"Iya aku tau kamu sayang sama aku, tapi nunjukin perhatiannya gak kayak gini juga Yudha, ada saatnya!"
"Tapi Nab...."
"Udah, aku ada janji sama temen-temen aku" Aku langsung meninggalkan cowok dengan nama Yudha itu, sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya.
***
"Lo abis ini langsung ke BK Nab?" Tanya Ica padaku saat kami tengah mengisi perut di kantin sekolah.
"Yaiyalah, gue kesel banget sama Yudha. Kenapa sih pake acara nyari masalah sama si Rani segala" Ucapku dengan bibir yang dimajukan, sehingga membuat raut wajah yang terlihat cemberut sangat jelek.
"Omong-omong, kalian udah dari kapan jadian?" Tanya Karin kepo sambil mengulum senyum jahilnya.
"Baru juga kemaren. Dan yang buat gue jadi ilfil banget tuh si Yudha alay banget sumpah"
"Cara dia ngomong sama gue, cara dia chat gue. Intinya cara dia nyusun kalimat tuh aneh banget kek alay sejagat raya" Ucapku menggebu-gebu menjelek-jelekkan Yudha di depan kedua temanku itu.
Bukkk....
Sebuah tangan dengan cincin yang melingkar manis di jari manisnya menggeprek meja kantin yang tengah kami tempati. Ku lirik sang pemilik tangan untuk mengetahui siapa manusia terbangsat sebumi itu.
Saat bola mataku dapat menangkap dengan jelas siapa sosok itu, aku langsung menghela napas kasar.
"Lo mulu perasaan, bosen gue liat muka lo" Ucapku pada sosok itu dengan memberikan lirikan tersinis yang aku punya.
Ya, Dina berdiri di sana dengan jepit rambut warna pink yang menghiasi rambutnya yang dicat pirang.
"Siapa yang nyuruh lo pada duduk di sini?!" Tanyanya sok sangar.
"Tanpa disuruh juga kita bakal duduk disini kali. Ini kan meja kantin, jadi bebas dong siapa aja yang mau pake"
Ku raih botol air mineralku lalu meneguk isinya dan lanjut meneruskan kegiatan makan bakso yang sebelumnya terhenti akibat ulah Dina dan Flora yang menyebalkan itu.
"Ini meja milik kita berdua!, dan lo pada kagak boleh makan disini!"
Ucap Dina penuh dengan emosi sambil menggeprek meja kantin dengan sekuat tenaganya, sepertinya tangannya kesakitan akibat benturan kuat yang ia ciptakan dengan meja.
"Ca periksa dong, ada tulisan nama nih cewek berdua kagak di nih meja" Pintaku pada Ica dengan tangan yang masih sibuk menyendok kuah bakso di hadapanku.
"Ada kagak?" Tanyaku pada pacar Revan itu.
"Gada Nab keknya" Jawab Ica polos.
"Denger kagak lo?. Udah, mending sekarang lo cabut gih, eneg gue liat muka lo pada"
Mendengar kalimat yang ku lontarkan, emosi Dina nampaknya memuncak hingga dia menumpahkan es teh miliknya di atas kepalaku.
Melihat hal itu, Karin dan Ica membulatkan mulut mereka masing-masing, merasa terkejut dengan tindakan yang dilakukan oleh Dina kepadaku.
"Ups, gue gak sengaja. Maaf ya Nab" Ucap Dina dengan raut wajah yang dibuat seakan-akan sangat menyesal dengan apa yang telah ia lakukan barusan.
Karena terpancing emosi, aku langsung berdiri hingga gesekan antara kaki kursi kantin dengan lantai menimbulkan bunyi yang sangat nyaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang
Teen FictionRumah yang berdekatan dan orang tua yang akrab membuat persahabatan aku dan Nabil semakin erat. Hingga menginjak usia remaja, sosok baru datang di antara kami dan membuat persahabatan kami renggang. Namun tak cukup sampai di situ, Nabil yang terny...